Pemerintah Kabupaten Trenggalek berkomitmen serius dalam menangani bencana yang terjadi. Tak tanggung-tanggung, selain memaksimalkan koordinasi dengan Balai Jalan Nasional, Perhutani dan beberapa stake holder lainnya, bupati juga mendatangkan tenaga ahli kebencanaan dari salah satu universitas terbaik di Indonesia.
Dalam rangka mitigasi bencana di wilayah Kabupaten Trenggalek, Universitas Gajah Mada (UGM) mengirimkan tiga tenaga ahlinya. Rencananya tenaga ahli kebencanaan dari UGM tersebut dalam beberapa hari akan berada di Trenggalek untuk memetakan lokasi bencana alam.
Bupati bersama stake holder terkait dan tenaga ahli dari UGM tersebut, hari ini meninjau langsung lokasi longsor di kilometer16 ruas jalur Trenggalek-Ponorogo yang dalam beberapa hari lumpuh total akibat material longsor menutup badan jalan.
Menurut keterangan Farma Dyva, salah satu tenaga ahli yang dikirimkan oleh UGM, tipikal topografi yang terdiri dari lereng pegunungan dengan struktur bebatuan vulkanik dan tanah lempung menjadikan wilayah Trenggalek menjadi daerah rawan longsor.
"Bencana ini bukanlah kesalahan pemerintah ataupun kesalahan dari pemangku kebijakannya. Bencana ini lebih dikarenakan oleh struktur tanah dan bebatuan yang mudah menyerap air, namun tidak mudah mengalirkannya. Bebatuan inipun juga mudah patah, karena air, sehingga berat tanah semakin berat, dan longsor sangat mudah terjadi," ungkap Dyva.
Untuk mengatasi hal tersebut, menurut Dyva diperlukan parit untuk mengalirkan air serta melakukan penutupan retakan sebagai seal, sehingga air tidak masuk kedalam retakan. Hal tersebutlah yang menyebabkan longsor terjadi tidak hanya di jalur Trenggalek-Ponorogo, melainkan juga dibeberapa daerah lainnya.
Terkait apakah teras iring mampu mengatasi hal tersebut, Dyva menjawab bahwa semua perlu adanya pengkajian mendalam yang dilakukan secara berulang.
Sementara itu, Bupati Emil Dardak menyatakan bahwa saat ini sedang meninjau jalur Trenggalek-Ponorogo yang sering terjadi longsor, khususnya dalam beberapa waktu terakhir. "Jalur ini merupakan salah satu jalur strategis yang tidak hanya menghubungkan antar daerah saja, melainkan juga bisa menghubungkan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah," tutur Emil.
"Untuk memitigasi bencana ini kami selain mendatangkan dari balai Jalan Nasional dan Perhutani, kami juga mendatangkan tim ahli dari UGM. Tim ahli dari UGM ini, sebelumnya telah memitigasi bencana tanah bergerak di Desa Pucanganak, yang berdampak pada puluhan rumah warga," ungkapnya.
Menurut Emil, bencana alam yang terjadi di Trenggalek lebih disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi. Selain itu juga wilayah Trenggalek merupakan daerah yang terdiri dari pegunungan dan lereng terjal, serta terdiri dari struktur tanah lempung juga bebatuan vulkanik yang mudah patah akibat aliran air hujan.
"Ada beberapa opsi yang ditawafkan oleh tenaga ahli dari UGM ini untuk mengatasi bencana ini. Salah satunya adalah penutupan retakan tanah," pungkas Bupati Emil. (Humas)