Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek sekaligus Inisiator Sekolah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan (Sepeda Keren), Novita Hardini, SE., kembali melakukan wisuda kader Sepeda Keren. Kali ini Kader Kecamatan Tugu yang dilakukan wisuda.
Dalam kegiatan tersebut, penggiat perempuan itu merasa senang bisa menyaksikan perempuan dan kelompok rentan menggapai kesuksesannya sendiri, melalui Sepeda Keren
Berbagi perjalanan hidup, istri Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin itu mencoba menggugah semangat para kader graduasi untuk bisa mampu menapaki tangga tangga kesuksesan yang di cita-citakan.
"Modal saya yakin untuk meraih kesuksesan," pesan penggiat perempuan yang getol perjuangkan kesetaraan gender itu. Terlahir sama dari keluarga sederhana, penggiat perempuan ini berhasil merubah paradigma perempuan itu terlahir pada urusan belakang.
Dengan kegigihan, perempuan ini berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi dengan jerih payahnya sendiri, tanpa bantuan orang tua. Keterbatasan keuangan keluarga justru menjadi pemacu perempuan ini bisa berbuat lebih pada dirinya sendiri dalam menggapai kesuksesan. Tentunya hasilnya bisa dirasakan sekarang.
"Perempuan selalu dianggap tidak punya kemampuan. Mari kita tunjukkan bawasannya perempuan dan kelompok tentan bisa bila terfasilitasi. Tentunya saya senang karena kita bisa menjadi bagian dari perubahan itu sendiri," sambungnya.
Kebermanfaatan Sepeda Keren sangat dirasqkan oleh beberapa kadernya. Sepertihalnya Sri Hariyati,salah satu Kader Sepeda Keren, Desa Pucang misalnya, dirinya merasa senang bisa ikut terlibat dalam program ini. Menurutnya dengan tersebut, perempuan dan kelompok rentan di daerahnya bisa ikut dilibatkan dalam musyawarah desa. "Sebelumnya kita awam, namun dengan sekolah ini kita menjadi tahu dan mau terlibat," ucapnya saat menyampaikan testimoninya.
Mentor Sepeda Keren Tugu, Nur Hidayati menambahkan, "sepeda keren ini mewarnai pembanguan serta sangat bermanfaat bagi penerima manfaat pembangunan desa. Karena dengan adanya Sepeda Keren, perempuan di desa lebih berdaya. Keterlibatan mereka dalam perencanaan pembangunan lebih terasa. Partisipasinya aktif bukan pasif, kalau dulu hanya ikut guna gugurkan syarat saja, saat ini mempunya peran aktif. Tidak hanya datang dan diam," ungkap Nur.
Di sekolah perempuan dan kelompok rentan ini diajak aktif dan mengenal hak-haknya. Selain itu teman teman yang sudah berdaya ini juga lebih mudah menularkan ilmunya kepada keluarga yang lain, lanjut mentor Sepeda Keren ini.
Novita Hardini juga menyampaikan dengan Sepeda Keren, perempuan dan kelompok rentan bisa mengenal isu-isu lebih baik, mengenali masalah lingkungan maupun masalah yang lainnya.
Manusia dilahirkan sempurna di muka bumi bila ada ketimpangan itu dikarenakan adanya bias informasi. Dengan sepeda keren orang yang belum tahu menjadi tahu. Orang yang minim akses bisa memiliki akses, tandasnya. (Nur/ Dokpim)