Ketua Forum Puspa Trenggalek, Novita Hardini, SE., ajak seluruh elemen berkolaborasi cegah perkawinan anak, saat menjadi narasumber kampanye pencegahan pernikahan anak yang digelar PD Nasyiatul Aisyiyah Trenggalek.
Menurut Ketua Puspa ini, kasus utama stunting bukan hanya kurang gizi, akan tetapi juga faktor lainnya. "Banyak sekali penyebab, utamanya perkawinan anak. Karena anak dibawah usia seharusnya (19 tahun) rahimnya belun siap. Terus mentalnya juga belum siap, tentu akan meningkatkan peluang anak lahir stunting," ungkap penggiat perempuan itu, Rabu (3/11/2021).
Ini dulu yang harus diutamakan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek, masih lanjut inisiator Sepeda Keren Trenggalek itu. "Dan mengajak kepada semua pihak untuk berkolaborasi, bekerjasama dalam mengkampanyekan pencegahan pernikahan dini di Kabupaten Trenggalek", lanjutnya.
Kemudian mengedukasi, menggerakkan masyarakat, utamanya Tim Penggerak PKK untuk tidak pernah berhenti sosialisasi pentingnya makanan yang sehat, bergizi seimbang di setiap keluarga.
Selain itu juga merubah sudut pandang dan kepercayaan masyarakat, anggapan susu formula lebih penting, padahal ASI sangat penting sekali bagi perkembangan anak. Terus vitamin-vitamin juga penting bagi ibu hamil.
Kita dari Forikan juga tek henti-henti juga mengkampanyekan gemar makan ikan. Kegiatan-kegiatan ini rutin kita lakukan di 14 kecamatan. Harapannya bisa menurunkan angka stunting yang ada di Kabupaten Trenggalek.
Sebelum pandemi angka stunting kita masih tinggi. Ditambah pandemi menjadikan ekonomi kita lesu, maka ini semakin berat lagi kita perjuangkan. Maka dari itu Pemkab Trenggalek tidak bisa sendiri, perlu kolaborasi dari semua pihak.
Apalagi pernikahan anak dampak negatifnya tidak hanya pemerintah saja tapi juga setiap keluarga itu sendiri. Sehingga ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah daerah, melainkan juga tanggung jawab semua lapisan masyarakat yang ada. "Mari sama-sama mengupayakan stop pernikahan anak di Kabupaten Trenggalek", tutupnya.
Terakhir penggiat perempuan ini mengucapkan terima kasih kepada Nasyiatul Aisyiyah Trenggalek yang ikut membantu pemerintah dalam upaya pencegahan pernikahan anak. Istri Bupati Trenggalek itu juga mengajak tidak hanya organisasi perempuan saja, untuk iķut berpihak pada perempuan, anak dan kelompok rentan. Sehingga pembangunan yang inklusif di Trenggalek bisa terwujud. (Nanang/ Dokpim)