Delegasi dari Temasek Foundation International (TFI) dan Center and Liveable Cities (CLC) Singapura, dalam kunjungannya ke Trenggalek juga bergabung dalam gerakan bersih pantai yang digelar di Teluk Prigi Kecamatan Watulimo, Selasa (19/11/2019). Bersama kurang lebih seribu relawan, tamu dari Singapura tersebut ikut berkontribusi dalam aksi.
"Semua relawan, komunitas, instansi melakukan gerakan besih pantai dan kali. Dan kebetulan nelayan-nelayan juga punya komunitas pembersih laut. Jadi sekarang di kawasan tempat sandar kapal semuanya serba dibersihkan dan saya senang kesadarannya," ungkap Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin.
"Biasanya ini kita lakukan sekala kecil setiap hari Jum'at, namun saya ingin setiap satu bulan sekali kita punya acara seperti ini yang melibatkan hampir seribuan orang dari instansi, komunitas, sekolah dan beberapa lain sebagainya, termasuk tadi memberikan penghargaan kepada sekolah yang telah meraih adiwiyata," lanjutnya.
Bersih pantai kali ini dilakukan hampir seluruh titik di Teluk Prigi, mulai dari Cengkrong, Damas, Prigi, Pasir Putih, hingga Pantai Mutiara dan sekitar pelabuhan.
Bupati Nur Arifin menuturkan bahwa saat ini di masing-masing desa sudah ada tenaga kebersihan yang mengambil sampah dari rumah ke rumah. Kemudian dari tempat pembuangan sementara, sampah solid atau sampah plastik diolah lebih lanjut dan sebagian diolah menjadi pupuk.
Sementara terkait limbah cair sisa pemindangan yang hingga saat ini menjadi masalah, Pemkab Trenggalek tengah mencoba mengolah dengan melakukan kerjasama dengan Kepala Desa Prigi dan Tasikmadu.
"Kita harapkan mereka punya bunker-bunker penyimpanan limbah, kemudian nanti Dinas PKPLH akan keliling menyedot limbah-limbah itu untuk kita bawa ke intalasi pengolahan air limbah yang kita punya," terang Bupati.
"Dari situ air limbah ini dilakukan threatment yang hasilnya difungsikan untuk menyirami taman di sekitar pariwisata dan kebutuhan air tertentu," tandasnya.
Salah satu perwakilan dari CLC, Teo Jing Kok merasa senang bisa ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Seperti diterjemahkan oleh Bupati, bahsa menurutnya selama ini bila orang bicara laut selalu berusaha untuk bisa mengeksploitasi ikan lewat pancing maupun jaring. Namun di sini juga mengkonservasi mangrovenya, kemudian memanfaatkan ekonominya melalui budidaya kepiting maupun udang.
Teo Jing Kok berharap ke depan usaha perikanan bisa sutainable, karena tidak hanya mengambil dari alam melainkan juga merawatnya. Selain itu dirinya juga senang dengan perilaku gotong royong dan keramahan di Trenggalek.
"Ada sekitar seribuan orang disini, karena kadang di Singapura tidak sebanyak itu dan ini juga biasa kita lakukan setiap hari Jum'at, jadi ini membuat mereka senang," tutur Bupati menerjemahkan pernyataan Teo Jing Kok. (Humas)