Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dalam gelaran Trenggalek Innovation Festival tahun 2022 menyebut inovasi tidak perlu mewah karena pada perinsipnya inovasi itu lahir untuk menyelesaikan masalah.
Hal ini disampaikan, karena Bupati Trenggalek ingin inovasi di sektor pelayanan bisa terus maju dan berkembang. Apalagi bisa saja apa yang kita anggap hari ini itu sebuah inovasi, belum tentu relevan dimasa yang akan datang.
"Sesuatu hal yang tidak berubah itu perubahan itu sendiri. Bisa jadi apa yang menjadi inovasi hari ini, di masa yang akan datang akan menjadi usang. Ini menjadi alasan kenapa Trenggalek Innovation Festival (TIF) digelar setiap tahun," ungkap Bupati Trenggalek dalam sesi Talk Show Trenggalek Innovation Fest 2022, Rabu (30/11) di GOR Gajah Putih Trenggalek.
Sebenarnya tidak harus setiap tahun, inovasi ini bisa dilakukan setiap hari. Jadi ada perubahan apa inovasi kinerja yang kita lakukan kepada masyarakat. Ada satu proses kita menginovasikan kembali inovasi-inovasi yang kita buat.
Dulu pelayanan itu ada di kantor-kantor dinas, kemudian di masing-masing instansi. Itu kemudian dirasa ribet dan memakan waktu. Kemudian muncul inovasi yang namanya cafe pelayanan publik. Semua pelayanan ada di satu tempat.
Mungkin di saat ini, ini adalah sebuah inovasi. Tapi di saat yang akan datang ini mungkin bukan inovasi lagi, karena seluruh masyarakat harus datang ke pusat pelayanan. Bagi yang rumahnya jauh terus orang yang tidak punya waktu ini akan menjadi masalah. Makanya saya ingin melalui Trenggalek Innovation Fest kita terus berinovasi setiap hari dan kita harus menginovasi kan kembali inovasi-inovasi yang
kita lakukan dimasa yang lalu.
Kemudian sambungnya menambahkan, "inovasi itu tidak harus mewah, tidak ada anggarannya terus kita tidak bisa ber inovasi. Dulu Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan (Gertak) kita inisiasi dengan potensi seadanya. Tidak ada gedung dan adanya kantor wakil bupati, maka kantor itu kita manfaatkan," terangnya.
Namun dengan potensi seadanya, kita bisa mencatat pengaduan maslah kemiskinan dan kemudian kita bisa menindaklanjutinya. Tidak perlu harus ketemu dengan Bupati atau wakil bupati dulu dan manfaatnya bisa kita rasakan sekarang, terang suami Novita Hardini itu.
Dr. Ajib Rakhmawanto, S.IP., M.Si, Asisten Deputi Koordinasi dan Fasilitasi Strategi Pengembangan Praktik Terbaik Pelayanan Publik, Kementrian PAN RB yang hadir langsung dalam gelaran TIF di Kabupaten Trenggalek juga sepakat bawaannya inovasi akan berubah karena eranya juga berubah. "Seperti saat ini eranya digital. Mall sudah mulai ditinggalkan masyarakat, orang belanja sudah melalui handphone," ucapnya.
Sama halnya dengan mall pelayanan publik, mungkin nanti bisa saja ditinggalkan karena eranya saat ini adalah transformasi informasi, sehingga pelayanan yang sifatnya administrasi mulai beralih ke platform digital. Salah satu pejabat di Kementerian PAN RB itu berharap inovasi inovasi baik yang lahir dalam gelaran ini, diharapkan olehnya bisa diduplikasi di instansi lainnya sehingga kebaikan itu bisa menular ke tempat yang lain. Selain itu inovasi juga harus dilakukan secara konsisten terus menerus, tandasnya. (Prokopim Trenggalek)