Kabupaten Trenggalek kembali diuji dengan sejumlah kejadian bencana akibat cuaca ekstrem pada awal musim penghujan 2022-2023. Jum'at (4/11), Bencana Hidrometeorologi Basah kembali memporak porandakan sejumlah tempat di Trenggalek. Mendapati kejadian bencana ini, Novita Hardini, SE., Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek berbagi tugas dengan suami meninjau sejumlah kejadian bencana, salah satunya korban tanah longsor di Desa Prambon.
Medannya cukup ekstrem, untuk mencapai lokasi, Novita bersama rombongan harus melintasi tebing yang curam. Selain itu mereka juga harus melingkar ke kabupaten tetangga Ponorogo.
"Saya serasa mau menangis membayangkan masyarakat mencari uang dalam kurun waktu lama menjadi kuli bangunan, untuk membangun rumah, hilang sia sia hanya dalam satu malam karena longsor," terang Novita Hardini saat meninjau tanah longsor di desa tersebut.
Kita sekarang ini di Desa Prambon, datang untuk menyalurkan sejumlah bantuan. Sempat di halau oleh Dinas Sosial karena medannya yang ekstrem, dan Alhamdulillah tidak terjadi apa apa.
Cukup sedih melihat ini semua dan saya berharap bencana ini bisa segera dijauhkan dari Trenggalek. Mari kita semua masyarakat Trenggalek berikhtiar, berdoa minta kepada Allah kita segera bisa dijauhkan dari bencana.
"Saya hanya bisa berbuat ini dan mensupport Bapak Bupati, karena ini tidak mudah. Banyak rumah yang harus direlokasi, dibangunkan lagi. Bapak Bupati juga masih mengumpulkan sumberdaya apa yang bisa diberikan kepada masyarakat. Mohon doa dan dukungannya semoga ini diberikan kelancaran," lanjut inisiator Sepeda Keren itu.
Istri Bupati Trenggalek, yang juga Ketua TP PKK Trenggalek itu menghimbau kepada masyarakat Trenggalek untuk selalu waspada, pasalnya BMKG menyebut cuaca ekstrem ini puncaknya terjadi pada Bulan Desember 2022 hingga Januari 2023. Ketika hujan lebat tiba masyarakat diminta terus waspada. Bagi yang bermukim di daerah rawan hendaknya berjaga akan adanya ancaman bencana.
"Ketika hujan lebih baik senantiasa siaga, utamanya benda berharga yang bisa dibawa. Bila perlu cari tempat yang aman sementara," terangnya.
Mengantisipasi kejadian bencana, Novita Hardini menghimbau masyarakat untuk sadar tidak membuang sampah sembarangan. "Mau tidak mau, sadar tidak sadar sampah tidak pada tempatnya punya andil besar menjadi salah satu penyebab bencana. Saya minta semua bisa saling support, saling mengedukasi satu sama lain," pungkas perempuan energik itu.
Budiono Camat Tugu, menjelaskan kejadian tanah longsor di daerahnya terjadi jelang banjir bandang pertengahan November 2022. "Yang terdampak 35 rumah, 8 rumah rusah berat dan membutuhkan relokasi. Sisanya mengalami kerusakan sedang dan ringan," jelas Camat Tugu.
Kita sudah mendata, sambung Budiono. "Rumah-rumah yang tidak layak huni akan direlokasi. Sedangkan untuk masyarakat yang masih menghendaki bermukim tetap dan dirasa aman akan dibantu untuk memperbaiki huniannya lagi," lanjutnya.
Senada dengan Ketua Dekranasda Trenggalek, Camat Budiono menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa waspada akan kemungkinan bencana susulan. Kemudian juga mengajak kepada warganya maupun masyarakat lain bisa membangun kepedulian terhadap korban bencana longor di Kecamatan Tugu. Paling tidak bisa meringankan mereka.
Sedangkan Gamu salah satu korban tanah longsor di Desa Prambon menuturkan kejadian longsor terjadi pada tanggal 17 November. "Pukul 03.00 dini hari tanah mulai retak-retak. Setengah 5, tebing longsor dan menimpa rumah saya," terang pria ini dengan polosnya.
Untung saat kejadian seluruh anggota keluarganya terjaga. Sehingga semua anggota keluarga bisa terselamatkan. Sementara Gamu bersama keluarganya menumpang di rumah saudara pasalnya rumahnya tidak mungkin ditempati kembali. (Prokopim Trenggalek)