Berkesempatan mempromosikan kesenian dan kebudayaan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Pemkab Trenggalek gelar drama tari dengan judul Prasasti Kamulan Tonggak Ing Trenggalih, Jum'at (18/11/2022).
Drama tari ini sendiri disajikan dalam pekan seni budaya di TMII ini dalam rangka mengenalkan mengenalkan sejarah perjalanan Trenggalek, dalam sebuah karya drama tari yang menarik dan Prasasti Kamulan yang menjadi penanda Kapan Hari Jadi Trenggalek. Drama tari ini juga menegaskan bagaimana Trenggalek, Kabupaten yang berada di Pesisir Selatan Jawa itu sebagai daerah yang tidak hanya kaya akan kekayaan alam saja, namun juga kaya akan sejarah dan seni budaya.
Dalam drama tari itu diceritakan untuk menghentikan pertikaian perang saudara di kerajaan Panjalu, Raja Airlangga membagi kerajaan menjadi 2 (Panjalu dan Kediri).
Saat Kediri dipimpin Raja Kertajaya, terjadi pemberontakan Aji Worawari dari Kerajaan Tumapel yang ingin mengambil Kediri. Dapat dikuasai musuh, kemudian Prabu Kertajaya mengungsi ke Desa Kamulan.
Disini Kertajaya mendirikan Pesanggrahan untuk pemerintahannya. Dibantu warga Kamulan Kertajaya kembali menguasai Kediri dengan memukul musuh mundur. Atas jasanya tersebut, Kamulan diberikan tanah perdikan. Artinya dibebaskan untuk membayar pajak dan bisa mengelola pajaknya sendiri. Prasasti Kamulan ini kemudian dijadikan sebagai penanda hari jadi Trenggalek.
Menjadi sebuah kebanggaan, Prasasti Kamulan setelah dalam kurun waktu cukup lama berada di Museum Tulungagung, akhirnya bisa diboyong ke area Pendopo Kabupaten Trenggalek. Ini berkat upaya Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara yang memberanikan sowan langsung ke Bupati Tulungagung untuk bisa memboyong prasasti ini kembali ke Trenggalek.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, Sunyoto menuturkan, "kali ini kita mengambil satu cerita yang berasal dari Prasasti Kamulan (peristiwa Kamulan). Di sini ada 17 cerita setelah prasasti ini dibawa ke Trenggalek. Ada salah satu tokoh yang membuat cerita berdasarkan sejarah yang beliau ketahui. Salah satu cerita itu akan kita fragmenkan, realisasikan menjadi sebuah drama tari," ucapnya.
Harapannya, sambung Sunyoto menambahkan "setelah Prasasti Kamulan ini Kembali ke Trenggalek, semoga menjadi sumber-sumber inspirasi bagi kebudayaan kita. Kemudian tidak menutup kemungkinan menjadi inspirasi cerita ketoprak, ludruk dan kesenian lainnya," tandasnya. (Prokopim Trenggalek)