Membuka kegiatan audit Stunting di Kabupaten Trenggalek, Edy Soepriyanto, Sekda Trenggalek ajak semua elemen masyarakat bisa saling dukung, karena menurutnya dengan saling mendukung dapat mempercepat proses penurunan stunting.
Berupaya mewujudkan visi misi Kabupaten Trenggalek, pemkab telah melakukan berbagai akselerasi pembangunan dalam rangka upaya menyelesaikan masalah-masalah di tengah masyarakat, diantaranya Stunting. Melakukan pendampingan dengan melakukan intervensi di 3 level, yaitu, lingkungan, rumah keluarga dan individu.
Prevelensi stunting di Indonesia, ucap Sekda Trenggalek, menunjukkan penurunan dari 27,7% di tahun 2019 menjadi 24,4%. Trenggalek sendiri menunjukkan penurunan di bawah Prevelensi Indonesia dan Jatim.
Jatim pada tahun 2019 dari 26,78% menjadi 18,1%, sedangkan hasil bulan penimbangan balita Trenggalek pada 2018 di angka 14,9% dan di tahun 2019 menurun menjadi 13,4%. Kemudian di tahun 2020 menurun 11,4%, terus 2021 menurun lagi menjadi 9,7%.
"Angkanya sudah menurun, namun kita ingin terus optimalkan dengan berkolaborasi dengan semua elemen," tandas Edy Soepriyanto, Rabu (9/11) di Pendopo Manggala Praja Nugraha.
Demi mewujudkan pencegahan Stunting secara terintegrasi Pemkab Trenggalek telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa yang bertugas mengkoordinasikan, mensinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting. (Prokopim Trenggalek)