Masih tingginya angka stunting di Trenggalek meskipun angkanya cenderung turun, menjadi alasan bagi Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek untuk fokus terhadap upaya pencegahan masalah kondisi gagal tumbuh pada anak tersebut.
Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, mengatakan bahwa masalah stunting tidak hanya sekedar tentang perbaikan gizi saja, tetapi juga perlu ada kesadaran bersama untuk mencegahnya. Hal itu disampaikan Novita dalam kegiatan Gebyar Kesatuan Gerak PKK di Kecamatan Panggul, Selasa (26/11/2019).
"Yang jelas tidak bisa ditanggung oleh satu instansi saja, perlunya kerjasama dengan semua pihak untuk penyadaran terhadap masyarakat," tutur istri Bupati Trenggalek itu.
"Kadang masyarakat masih enggan dinasehati karena ada budaya yang masih melekat di lingkungannya, maka dari itu kita harus bekerja sama untuk menyadarkan masyarakat," lanjutnya.
Novita juga berencana mengumpulkan duta-duta yang ada. Sedangkan nantinya OPD diminta untuk mensinergikan para duta tersebut agar memiliki tugas yang jelas untuk turun di masyarakat dengan bekal materi yang bagus untuk disosialisasikan kepara remaja dan anak sekolah untuk menghindari hubungan seks di luar pernikahan.
"Termasuk menikah itu tidak hanya perkara cinta saja melainkan juga terkait dengan tanggung jawab yang harus diemban. Ini yang harus diedukasi oleh teman sebaya, tidak hanya melalui dinas saja, melainkan perlu kita sinergikan dengan yang lain," terangnya.
Novita mengakui bahwa angka stunting di Trenggalek masih banyak, namun jumlahnya cenderung menurun dari tahun ke tahun. Dan juga angka kematian ibu melahirkan juga cenderung turun.
"Prioritasnya sekarang bagaimana anak remaja diedukasi untuk tidak menikah dini dan ibu hamil harus selalu dikontrol perkembangannya, kalau perlu lakukan jemput bola bila ada ibu hamil yang tidak mau memeriksakan kandungannya," jelasnya.
Berdasarkan data dari hasil bulan timbang Agustus 2018 di Trenggalek, angka stunting sebanyak 5.578 anak atau 14.98%, sedangkan di tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 4.957 anak atau 13.39%. (Humas)