Super Keren Kabupaten Trenggalek dinobatkan sebagai inovasi terbaik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOVABLIK) Provinsi Jatim tahun 2021, di Exhibition Grand City, Surabaya, Jum'at (19/11).
Dinobatkan sebagai inovasi terbaik tentunya ada rasa keingintahuan apa itu Super Keren Kabupaten Trenggalek. Super Keren sendiri merupakan akronim dari Suara Perempuan dan Kelompok Rentan.
Dianggap terobosan yang baik karena baru ada pemerintah daerah memberikan ruang khusus mendengarkan suara perempuan dan kelompok rentan berpartisipasi dalam sektor pembangunan. Semua itu ada di Kabupaten Trenggalek. Kadang-kadang keterwakilan mereka dirasa sangat kurang dalam penyusunan perencanaan pembangungan sehingga lahirlah inovasi ini.
Kepala Dinas Sosial PPPA, Kabupaten Trenggalek, Ratna Sulistyowati menjelaskan, "tujuan pembangunan kita adalah mewujudkan pembangunan yang inklusif. Kalau berbicara inklusif, berarti tidak boleh ada satupun yang tertinggal. Termasuk diantaranya perempuan dan kelompok rentan," ungkapnya saat ditanya apa itu Super Keren.
Super Keren sendiri, sambung perempuan yang juga berprofesi sebagai dokter praktik itu, "terdapat 2 komponen didalamnya. Pertama Musrena Keren (Musyawarah Perencanaan Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan) dan Sepeda Keren (Sekolah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan).
Selama ini kita melaksanakan Musrenbang reguler, perempuan serta kelompok rentan diundang hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban sesuai amanah Permendagri.
Saat diundang, mereka datang namun tidak punya keberanian untuk berbicara dalam menyuarakan aspirasinya. Semua dikarenakan keterbatasan kapasitas, keterbatasan dalam komunikasi maupun keterbatasan mengenali masalahnya sendiri.
Akhirnya Pemerintah Kabupaten Trenggalek berinisiatf mengelompokkan perempuan dan kelompok rentan ni sendiri. Permpuan dan kelompok rentan ini diwadahi melalui Musrena Keren tersebut.
Karena kelomponya sudah sendiri diharapkan mereka mampu bersuara. Berbeda dengan ketika mengikuti Musrenbang reguler. Dalam perjalanannya mekipun dalam satu kelompok yang sama, mereka belum berani menyuarakan. Ini dikarenakan keterbatasan kemampuannya, keterbatasan keberanian menyuarakan aspirasinya. Karena hal ini, akhirnya lahirlah sebuah inovasi lagi yang namanya Sepeda Keren. Sepeda Keren sendiri merupakan sekolah informal yang tujuannya meningkatkan kapasitas dari perempuan dan kelompok rentan.
Pada inovasi ini, pemkab merekrut mentor, membuat buku panduan. Selanjutnya para mentor ini kemudian mencari agen-agen perubahan yang ada di desa, guna melatih masyarakat agar bisa menjadi agen perubahan sesuai modul yang sama yang diperoleh oleh para mentor.
Para agen perubahan yang dipilih diberi tugas mendata kelompok rentan dan mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Diharapkan dengan ini ada peningkatan kapasitas terus berada dalam komunitas yang sama saat Musrena Keren sehingga dapat menyampaikan kenginannya.
Bapak bupati, lanjt Ratna Sulistyowati "sangat berkomitmen dengan adanya Musrena Keren, kelompok rentan ini wajib diakomodir di dalam RKPD yang akan datang. Sehingga dari hasil Musrena Keren ini, minimal ada 2 usulan prioritas dari kelompok rentan wajib direalisasikan di tahun berikutnya. Kenapa fokus perempuan, menurut survey kalau perempuan berpenghasilan 90% pendapatan itu akan kembali ke keluarga. Baik itu digunakan untuk perbaikan kualitas gizi keluarga maupun peningkatan kualitas pendidkan anak.
Kita tetap berharap nanti semua desa bisa menyambut baik Super Keren ini, kemudian mereka juga menganggarkan melalui APBDes-nya. Patut disyukuri, dulu awal Musrena Keren baru hanya 15 desa yang melaksanakan, sekarang semua desa dan kelurahan sudah melaksanakan.
Kemudian Sepeda Keren juga sama, awal baru 15 desa yang melaksanakan. Sekarang sudah banyak kecamatan yang semua desanya menyelenggarakan Sepeda Keren ini. Hanya 3 kecamatan yang belum (Suruh, Pogalan dan Gandusari). Bahkan sekarang ini sudah ada desa yang menginisiasi, mendeklqraskan desanya sebagai desa yang ramah disabilitas. Terus ada desa ramah perempuan. Ada desa ramah anak dengan memberdayakan eks kelompok migran hasil sepeda keren tadi.
Kita harap komitmen seperti ini bisa terus berkembang, sehingga kelompok-kelompok rentan ini bisa diketemukan, terus dikenali dan permasalahannya bisa diselesaikan.
Yang diharapkan adalah daya ungkit untuk menurunkan kemiskinan ini besar. Dengan begitu angka kemiskinan kita seperti yang di cita-citakan di RPJMD bisa turun 2 digid bisa tercapai, tutup kadis perempuan itu. (Aji/ Dokpim)