Membuka Workshop peningkatan kapasitas penerap standart pertanian di daerahnya Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dorong petani di daerahnya punya kemandirian dengan mengedepankan kearifan lokal.
Banyak praktik baik yang telah dilakukan petani lokal seperti pembuatan pupuk sendiri yang diyakini hasilnya lebih baik dari pupuk pasaran. Kemudian pestisida dan benih lokal yang diyakini lebih tahan hama. Namun kendalanya karena tidak mengantongi ijin edar sehingga sesama petani lokal tidak bisa menggunakan sarana pertanian tersebut.
Jalan satu satunya tentunya dengan sertifikasi sehingga sesama petani bisa saling mengaplikasikan. Sehingga harapan nantinya selain kapasitas pertanian mmeningkat, pertanian di Kabupaten Trenggalek semakin ramah lingkungan.
"Hari ini saya terima kasih kedatangan dari BSIP (Badan Standardisasi Instrumen Pertanian). Baik dari Jawa Timur maupun juga dari Ruminansia yang mengurusi masalah hewan-hewan seperti sapi dan lain-lain fokus kita kita kumpulkan inti dari pembenihan hingga para petani kelompok tani, saya pengen semua praktek-praktek yang sudah diajarkan di Trenggalek itu disertifikasi", Kata Mas Ipin, sapaan akrab Bupati Trenggalek saat membuka kegiatan ini, di Hall Hotel Bukit Jaas Permai Rabu (31/1/12024).
Contoh kita bertahun-tahun ingin petani itu berdaulat. Punya kemandirian khususnya untuk menyediakan saprodi pertanian seperti pupuk dan sebagainya. Pupuk mereka sudah bisa bikin tadi. Testimoninya yang dari Kampak lebih bagus daripada pupuk yang tersedia di pasaran. Katanya lebih tahan hama dan sebagainya.
Cuma kalau temen-temen yang mau pakai, izin edar belum ada sebagainya. Nah itu yang kita pengen sertifikasikan. Sehingga segala yang baik yang dihasilkan petani ini bisa dimanfaatkan oleh yang lain secara aman secara legal dan juga kemudian secara ekonomi juga menjadi tambahan pendapatan bagi kelompok tani, koperasi pertanian.
Terus tadi yang dari Ruminansia Besar, kita pengen melihat sejauh mana Sapi Nggalekan tidak hanya untuk kebutuhan konservasi. Penambahan jumlah populasi Sapi Nggalekan, tetapi seperti tahun-tahun dulu Sapi Galekan jadi primadona. Alasannya karena perawatannya lebih gampang, makannya mudah, sapi tidak galak, nggak rewel.
Terus kedua meskipun kelihatan dari body nya itu kecil, tapi proporsi daging dan tulangnya itu lebih banyak proporsi dagingnya. Nah ini kan sebenarnya lebih menguntungkan secara ekonomis.
Intinya nanti targetnya kita bisa mencapai pertanian yang produktif tetapi juga rendah karbon. Karena kalau pertanyaannya enggak produktif, akhirnya untuk bisa menghasilkan hasil sekian maka berarti untuk meningkatkan produksi pangan harus menambah lahan tanam. Tentunya penambahan lahan ini alan membuka lahan hutan untuk lahan pertanian baru. Ini yang kita tidak pengen.
Jadi kita pengennya lebih fokus di intensifikasi. kalau sekarang baru bisa panen sekali,bbagaimamna caranya bisa panen dua kali. Kalau bisa panen dua kali kemudian bagaimana kita bisa tiga kali 3 kali atau 4 kali. "Makanya besok di tanggal 7 Kita mau launching pertanian regeneratif farming di Desa Sukorejo bisa jadi ip 400 itu bisa panen 4 kali dengan rendah karbon. Hemat air dan juga residu residu nya kita kelola dengan baik untuk jadi pestisida nabati. Bisa jadi arang sekam untuk tanam dan lain sebagainya", tutup Mas Ipin.
Sedangkan Kepala BSIP Jatim, Atekan dalam kesempatan Workshop ini menambahkan, "Hari ini ada peningkatan Kapasitas Penerap Standart Pertanian, tujuannya kita laksanakan Bimtek dalam rangka untuk peningkatan kapasitas standar. Bagaimana kita bisa meningkatkan nilai tambah atau meningkatkan mutu dari produk pertanian", tuturnya.
Kalau mutu dari produk pertanian yang bisa kita jamin, barang tentu kita harapkan implikasinya ke harganya. Ini tujuannya adalah untuk kembali kepada petani itu sendiri. Kemudian yang kedua, bagaimana perdagangan pertanian kita ini juga punya daya saing tinggi. Artinya kita juga bisa berkompetisi dengan produk dari luar negeri.
Kemudian yang kedua terkait dengan Bimtek, kita juga mendorong bagaimana para Penerap Standart Pertanian, misal penangkar benih, kemudian para penyuluh dan petani nya sendiri kita harapkan kemampuan atau kapasitas dalam berbudidaya tanaman itu menjadi lebih baik. Khususnya untuk pertanian padi dan jagung.
Kenapa padi dan jagung kita tahu bahwa dua komoditas ini adalah Komoditas utama yang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat kita. Kita harapkan dengan adanya peningkatan kapasitas produksi dari dua komoditas ini juga bisa meningkat.
Peningkatan kapasitas ini tanggapan Bupati sudah jelas jadi sangat mengapresiasi terkait dengan pelaksanaan Bimtek ini. Bupati juga berharap bahwa semua komponen yang terlibat langsung dengan pertanian ini juga lebih memahami terkait dengan bukan hanya sekedar pertanian secara konvensional. Tetapi lebih dari situ, kita diharapkan oleh pak bupati, bahwa pertanian ini juga mensejahterakan para petani para pelaku petani ya.
"Kemudian petaninya juga memahami terkait dengan kontribusi pertanian terhadap kelestarian lingkungan dan lain-lain. Ini bukan hanya semata-mata, bagaimana produksi pertanian iti meningkat namun bagaimana petani secara bijak memperhatikan terkait dengan keberlangsungan llingkungan. Pertanian yang rendah karbon, pertanian yang hemat air. Kemudian pertanian yang ramah lingkungan. Seperti itu", jelas Atekan. (Prokopim Trenggalek)