Penjabat Sementara Bupati Trenggalek, Dyah Wahyu Ermawati mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga terdampak kekeringan di 2 desa (Dawuhan dan Parakan), di Kecamatan Trenggalek.
Kendati hujan sempat mengguyur, bencana kekeringan di Kabupaten Trenggalek kian meluas. Tercatat ada 52 titik di 12 kecamatan mengajukan bantuan air bersih ke Kantor BPBD Trenggalek.
Menerima permintaan air bersih, Pemerintah Kabupaten Trenggalek, melalui BPBD melakukan distribusi air ke rumah-rumah warga. Ini dilakukan mengingat air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat untuk melaksanakan aktivitas kesehariannya.
Mendistribusikan langsung bantuan ini, Erma sapaan akrab Penjabat Sementara Bupati Trenggalek mengatakan, "ditengah kekeringan bantuan air dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Trenggalek ini sangat penting. Membantu masyarakat yang mengalami kekeringan," ucapnya.
Distribusi air bersih ini menyasar 52 desa di 12 kecamatan. Saat ini distribusi air menurut Pjs. Bupati Trenggalek itu, saat ini distribusi air bersih di daerahnya sudah mencapai 602 rit mobil tanki kapasitas 5.000 liter.
"Harapannya tentunya dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih setiap hari. Dengan begitu masyarakat bisa melaksanakan aktivitasnya dengan sanitasi yang baik," tutup Pjs. Bupati Trenggalek itu, Jum'at (27/9)
ST. Triadi Admono, Kalaksa BPBD Kabupaten Trenggalek menanbahkan, "sampai saat ini seperti yang dijelas Ibu Pjs. tadi, ada 52 titik di 12 kecamatan yang terdampak kekeringan di Kabupaten Trenggalek yang mengajukan bantuan distribusi air bersih ke BPBD," tutur mantan Kabag Protokol itu.
Kalaksa BPBD ini juga membenarkan, bilamana bencana kekeringan bisa terus meluas kendati hujan sempat mengguyur Trenggalek beberapa hari lalu. Ditambahkan olehnya akibat dari bencana kekeringan ini selain banyak sumber mata air yang mengering terdapat 30 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Trenggalek. Harapan Triadi, hujan lekas turun sehingga bencana kekeringan ini segera terlewati.
Menyambut distribusi air bersih dari pemerintah, masyarakat terdampak rela mengantrikan wadah berupa jerigen, galon, bak air ataupun wadah lain yang dapat menampung air. Mereka rela antri untuk mendapat pasokan air sehingga dapat melakukan aktivitas kesehariannya. (Prokopim TGX)