Dianggap berkomitmen tinggi menjaga lingkungan berkelanjutan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dan Ketua DPRD Trenggalek periode 2019-2024 raih penghargaan Green Leadership "Nirwasita Tantra" kategori kabupaten sedang terbaik dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan daerah tahun 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
Nirwasita Tantra sendiri merupakan penghargaan pemerintah yang diberikan kepada Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD atas kepemimpinannya yang berhasil merumuskan dan menerapkan kebijakan, dan atau program kerja sesuai dengan prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan guna memperbaiki kualitas lingkungan hidup didaerahnya.
Sama-sama meraih penghargaan ini menunjukkan sinergitas dan komitmen pemerintah dan legislatif di kabupaten yang berada di Pesisir Selatan Jawa itu terhadap kelestarian lingkungan tidak perlu diragukan lagi. Memang pantas karena selain program, banyak lahir regulasi peraturan tentang kelestarian lingkungan dari kolaborasi keduanya. Terakhir RPJP Daerah tahun 2025-2045 yang meletakkan Net Zero Karbon sebagai visi pembangunan di Trenggalek. Ini sesui dengan cita-cita Nasional Net Zero Karbon di tahun 2060.
Seperti kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya dalam pembukaan penghargaan Green Leader "Nirwasita Tantra" ini, Rabu (18/9) di Jakarta, pembangunan akan sukses bila pemerintah mrndapat dukungan penuh oleh legislatifnya, semoga cita-cita Kabupaten Trenggalek dapat terwujud kedepannya.
Suryo Dwi Wibowo, salah satu panelis dalam, Green Leadership "Nirwasita Tantra" tahun 2023 menekankan ada penurunan peserta di tahun ini. Yang sebelumnya sebanyak 225 peserta tahun 2023 turun menjadi 224. "Dokumen kinerja lingkungan dikirim oleh 17 provinsi 148 kabupaten dan 59 kota. Jumlah ini lebih sedikit dengan tahun 2022 di mana terdapat 225 dokumen," katanya.
Namun, sambung panelis itu "walaupun lebih rendah dari tahun sebelumnya hanya selisih satu pemerintah daerah, tapi bila dilihat dari segi kualitas kami melihat perbedaan yang signifikan," katanya. Artinya ada peningkatan kualitas dokumen lingkungan yang disusun oleh pemerintah daerah, salah satunya itu adalah Kabupaten Trenggalek.
Menanggapi penghargaan yang diraih, Ketua DPRD Trenggalek periode 2019-2024, Samsul Anam usai menerima penghargaan ini mengatakan "alhamdulillah dua-duanya mendapat penghargaan dari Kementrian LHK. Premerintah daerahnya dalam hal ini Bupati Trenggalek dan DPRD nya telah mendapat anugerah penghargaan. Ini luar biasa sebagaimana disampaikan oleh Bu Menteri tadi hampir 90% antara DPRD dan pemerintah daerah ini ada sinergitas. Jadi pemerintah daerah ada yang dapat bupati nya saja atau DPRD nya saja. Tapi Trenggalek dapat dua-duanya," katanya.
Penghargaan ini menurutnya luar biasa bukan main-main. Dari 224 pemerintah daerah peserta, panelis sangat selektif kata Samsul Anam. Bukan hanya penampilan saja tapi juga kebijakannya. Dari pemerintah daerah maupun DPRD juga dinilai dan paparannya disampaikan pada bulan Juli kemarin yang dinilai oleh para profesor. Untuk Trenggalek sendiri memang diuntungkan, karena memang kebijakan kita sudah lama.
"Tidak hanya mengedukasi masyarakat, tapi masyarakat Kabupaten Trenggalek itu berada di wilayah hutan. Mereka juga paham bahwa kehidupan mereka itu bagian daripada hutan, sehingga masyarakat terus berupaya untuk menjaga lingkungan," tukas Samsul Anam.
Senada dengan Samsul Anam, Muyono Piranata, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Trenggalek mewakili Bupati Trenggalek menerima penghargaan ini juga bersyukur daerahnya, dalam hal ini Pemerintah Daerah dan DPRD mendapat penghargaan nasional dibidang lingkungan dengan predikat kabupaten sedang terbaik.
"Tentunya ini hasil kerja keras terhadap kebijakan yang dilakukan oleh kepala daerah dan juga termasuk Ketua DPRD yang bersinergi secara konsisten, sehingga bisa menjaga indeks kualitas lingkungan hidup di Trenggalek yang memuaskan," kata Muyono.
Menurut kepala dinas inovatif itu Indek Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (IKLHD) Kabupatem Trenggalek masih masuk 10 besar Jawa Timur. Kalau berbicara indek kualitas lingkungan hidup menurut Muyono tidak lepas dari kualitas udara. Di Trenggalek kualitas udara terbilang sangat baik. Karena Trenggalek bisa menjaga itu semua dengan menekan emisi efek gas kaca. Kemudian bisa mengelola sampahnya dan memanfaatkan gas metannya dengan baik. Dengan begitu tidak terbang ke udara, tapi bisa ditangkap dan difungsikan untuk kepentingan masyarakat, katanya.
Mengurangi emisi gas karbon, Pemkab Trenggalek telah menyiapkan mode transportasi pintar dengan membentuk mobility hub yang nantinya menghubungkan ke halte-halte pintar (Smart Bench). Kewajiban seliruh ASN berangkat menggunakan sepeda salah satu cara lain untuk mengurangi emisi karbon itu.
Kemudian dalam menjaga kualitas udara dan sumber mata air, Pemkab Trenggalek menurut Kepala Dinas PKPLH mempunyai regulasi yang sangat menarik. Kompensasi atas gas karbon yang dikeluarkan, setiap warga masyarakat dikenakan kompensasi bibit pohon. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak kompensasi bibit pohon yang diberikan.
Tidak terkecuali Bupati Trenggalek sendiri dan jajarannya. Karena bupati aktifitasnya tinggi maka kompensasi bibitnya semakin banyak. Kemudian bibit bibit itu akan ditanam guna menjaga kualitas udara, tanah maupun sumber-sumber air di Kabupaten Trenggalek.
Diakui Muyono kualitas sumber air Kabupaten Trenggalek tahun 2023 memgalami penurunan kualitas. Ini bukan karena pencemaran tapi disebabkan karena kemarau panjang yang melanda Trenggalek. Sehingga sampel yang diambil bercampur dengan sedimen tanah yang mengakibatkan hasil pengukuran kualitas air berkurang. Tetapi secara menyeluruh dalam kondisi normal kualitas air di Trenggalek baik-baik saja, tegas Muyono. (Prokopim TGX).