Presiden RI ke-7 Ir. H. Joko Widodo, resmikan Bendungan Tugu di Trenggalek, Selasa (30/11). Peresmian bendungan di Kota Tempe Keripik itu bersamaan dengan peresmian Bendungan Gongseng, Kabupaten Bojonegoro, secara virtual.
Dalam peresmian ini, Presiden menempuh perjalanan udara menggunakan Jet Pribadi dari Bandara Halim mendarat di Pangkalan Udara Lanud Iswahyudi Madiun. Dari Lanud ini, rombongan RI 1 ini melanjutkan perjalanan menggunakan Heli menuju ke Trenggalek dan mendarat di Stadion Menaksopal.
Kedatangan Presiden ini disambut langsung oleh Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, Danrem 081 DJS Madiun, Kolonel Inf. Waris Ari Nugroho, Forkopimda Trenggalek, dan beberapa pejabat lainnya.
Saat meresmikan bendungan ini, Presiden Jokowi menyampaikan rasa syukurnya ada penambahan 2 bendungan baru hari itu. Bendungan Tugu dengan kapasitas 12 juta m³ dan Bendungan Gongseng, Kabupaten Bojonegoro.
Diharapkan oleh Presiden Joko Widodo dengan terbangunnya dua bangunan bendungan itu, dapat meningkatkan kapasitas produksi pertanian, sehingga kesejahteraan petani dapat terwujud.
Sedangkan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, Bendungan Tugu ini bukan lagi sekedar harapan, namun kita sudah bisa sama-sama merasakan manfaatnya. "Kita ingat mungkin 10 hari yang lalu, 3 hari berturut-turut curah hujan cukup tinggi. Kita tahu kapasitas bendungan 12 juta meter³. Itu posisi air sudah hampir separuh top bendungan atau tanggul utama. Saya membayangkan kalau bendungan ini belum jadi, atau Pak Presiden tidak membangun bendungan di Trenggalek ini, ya tentu malam itu saya sudah berjibaku dengan masyarakat. Khususnya di sekitar kawasan kota, di Kelutan dan sekitarnya. Kita pasti menghadapi banjir," ucap Bupati Trenggalek ini.
Maka ini bukan sekedar lagi harapan, sambung mantan pengusaha peralatan rumah tangga itu. "Akan tetapi ini sudah menjadi kenyataan, bahwa ada satu sarana reduksi terhadap banjir, khususnya di aliran Sungai Ngasinan yang menuju ke Niama," imbuhnya.
Kemudian yang kedua kita menghadapi yang namanya krisis air ketika masa kekeringan. Beberapa daerah irigasi sekitar Kawasan Tugu, Karangan, Kota, Pogalan sampai ke Durenan. Rata-rata kawasan datar kita belum bisa panen dua kali padi. Karena kita sering kekurangan air.
Setiap panen biayanya tinggi karena harus men-disel air dan sebagainya. Dengan adanya bendungan nanti, dimungkinkan akan ada tambahan 1.200 hektar sawah yang tercetak. Dan irigasi yang juga akan dibangun oleh kementrian untuk saluran primernya. Sedangkan saluran sekunder dan tersier sesuai dengan kewenangan harapannya bisa meningkatkan produktifitas petani dan mengurangi biaya produksi petani. Yang selama ini mungkin menggunakan diesel, untuk mendapatkan air, sehingga harus membeli bahan bakar atau yang lain. Dengan tekhnis bendungan ini bisa ter-irigasi sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi lagi. (Nur/ Dokpim)