Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, mekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik dengan anak, kepada seluruh peserta Parenting Fair 2018 di Gedung DBL Surabaya, Sabtu (1/12/2018).
Bapak dua anak ini menyebutkan Parenting merupakan tema yang cukup baik untuk membangun komunikasi yang baik dengan keluarga. Parenting menentukan apakah kita akan berhasil membangun karakter, mendidik generasi penerus atau justru kita akan gagal.
Menurutnya orang selalu menganggap Pemerintah akan menyelesaikan masalah pola SDM melalui sekolah. Dijelaskan oleh doktor lulusan Negeri Sakura ini, berapa jam sih angka kita di sekolah, kalau SD 6 jam, sisanya 18 jam dimana? lebih banyak waktu diluar sekolah.
Ditegaskan oleh pria jebolan Harvard University ini, disinilah parenting menjadi penting. Parenting bukan hanya tugas ibu saja, melainkan tugas bersama antara bapak dan ibu. Menjadi sangat penting dan paradigma kita mengenai parenting harus benar-benar berubah.
Diceritakan olehnya sewaktu menjadi Bupati Trenggalek, dirinya pernah dibuat pusing dengan viralnya anak sekolah dasar yang sedang menghisap rokok elektrik dan viral di sosial media.
Dituturkan olehnya, "langsung ada bayangan dari kita, itu pasti dari anak-anak yang sibuk atau orang tua yang bermasalah, makanya anaknya disekolah bermasalah."
"Ternyata setelah saya meminta kepada kepala sekolah, kita panggil orang tua mereka kesekolah, saya pikir wali murid ini sulit untuk datang. Ternyata tidak, begitu datang orangnya baik, terpelajar, sopan luar biasa," jelanya.
Mereka datang dalam keadaan stress, kenapa anak-anak mereka bisa kena masalah mainan rokok elektrik.
Jadi yang kita bayangkan anak-anak ini adalah anak yang bandel yang sedang menghadapi masalah, tetapi tidak orang tuanya baik dan terpelajar, santun, peduli dengan anaknya dan anaknya juga berprestasi.
Ini yang kemudian membuat saya penasaran, kenapa kok bisa terjadi seperti itu. Syukur masih rokok elektrik dan itu ketahuan, bayangkan kalau itu menjadi pintu masuk ke narkoba.
Akhirnya kita berbincang dan orang tuanya bilang pak saya sudah tanya kepada anak saya dan anak saya bilang bahwa mereka tidak tahu itu sesuatu yang salah.
Anaknya ternyata minjam kepada kakaknya, terus dibawa ke sekolah. Mereka tidak paham kalau rokok elektrik itu tidak baik dan berpikir ini sudah selesai urusannya.
Sebagai Bupati saya berpikir keras, kalau sudah selesai di sini saja berarti kita tidak belajar pada permasalahan ini. Kita tidak akan memetik pelajaran apapun dari peristiwa ini kalau solusinya anaknya tidak tahu dan cukup diberikan pengertian.
Akhirnya saya tanyakan kepada orang tuanya, kalau memang anaknya tidak ngerti atau meyakini bahwa itu sesuatu yang salah, kenapa ibu tidak tahu anaknya sedang mainan rokok elektrik. Mereka langsung diam dan tidak bisa menjawab apa-apa.
Saya bilang mungkin saja niatnya kita baik tetapi tetap saja ada satu hal yang lolos. Coba bayangkan, untung ini masih hal yang belum fatal dampaknya. Saya bilang bayangkan kalau itu narkoba, mereka langsung stres.
Kalau anaknya bisa jawab ke orang tuanya, tidak tahu ini sesuatu yang tidak baik, namun kalau mereka tidak mengerti itu sesuatu hal yang tidak baik kenapa tidak cerita atau bertanya kepada orang tuanya.
Saya punya pengalaman, saya punya teman sewaktu SD dan teman saya bergabung dengan sebuah gangster. Namanya anak masih SD diceritain mengenai cerita seperti ini langsung bangga, mengenal dunia gangster.
Bahkan dia juga menceritakan menggunakan obat-obatan. Katanya lucu karena kencingnya berubah warna. Oh keren ya, anggapan saya waktu itu.
Sampai rumah saya cerita kepada ibu saya dan ibu saya langsung bilang siapa teman kamu itu kok tidak benar. Mendengar cerita ini ibu saya langsung memproteksi dan akhirnya teman saya itu terjerumus kedalam masalah narkoba yang saya hampir saja diajak ikutan waktu masih SD. Bayangkan kalau saya tidak cerita kepada ibu saya. Jadi yakin kalau polos, tidak mengerti pastinya anak akan bercerita tau sedikitnya bertenya mengenai hal yang baru saja mereka kenal atau tahu.
Bayangkan ibu/ bapak ini dengan mudahnya mengatakan, kalau anaknya tidak tahu itu buruk karena polos. Jangan salah anak sekarang itu sudah maju lima langkah dibandingkan kita.
Sekarang ini ada anak SD yang handphonenya di pasword dan orang tuanya tidak tahu cara buka, bahaya kan.
Mungkin bagi kepala daerah yang penting itu masalah ekonomi, lapangan pekerjaan atau kemiskinan, tetapi permasalahan seperti ini membuat kemiskinan jangka panjang.
Hal ini bukan suatu hal yang sepele dan bukan suatu tugas ibunya saja, melainkan juga tugas dari seorang bapak.
Komunikasi itu penting, okelah bapaknya atau ibunya saat ini sibuk kerja, tetapi perlu adanya komunikasi, jangan dianggap hal ini sebagai sesuatu yang prioritas.
Belajar dari kejadian ini dan pengalaman saya, komunikasi menjadi sangatlah penting agar anak mau bercerita kepada orang tuanya, terang Emil kepada seluruh peserta Parenting Fair 2018 di DBL Surabaya.
Melanjutkan ceritanya Bupati Trenggalek ini berucap, "terus saya bilang kepada orang tua anak-anak ini, harus ada sanksi, namun berilah sanksi yang tidak membuat trauma bagi mereka untuk cerita. Harus ada pendisiplinan yang sehat."
Anak anak saat ini merupakan generasi Alfa yang membutuhkan penanganan yang berbeda. Menyita handphonenya tidak akan menolong, yang perlu dibangun anak harus mau terbuka, bukannya kita melanggar privasinya namun harus kita bangun komunikasinya, mau bercerita dengan nyaman dengan ibu atau bapaknya.
Namun bila baru cerita sedikit dimarahi, baru cerita sedikit dihukum tentunya hal ini akan membuat anak ini menutup diri dan akan menyembunyikan sesuatu kepada orang tuanya," pesan Bupati Trenggalek yang terpilih menjadi Wakil Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini. “(Humas)