Berupaya membantu petani untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertapan) Kabupaten Trenggalek berikan pelatihan pembuatan pupuk dan pestisida organik sendiri kepada petani di Kecataman Munjungan, Kamis (5/12/2019).
Kelangkaan pupuk bersubsidi menyebabkan petani kesulitan dalam mendapatkan pupuk ketika musim tanam tiba. Hal itulah yang menjadi alasan Dispertapan Kabupaten Trenggalek memberikan pelatihan tersebut. Bahkan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, juga terjun langsung melatih petani untuk membuat pupuk sendiri.
Diharapkan dengan bisa membuat pupuk dan pestisida sendiri, para petani ke depan mandiri pupuk sehingga biaya produksi pertanian dapat ditekan dan petani bisa lebih sejahtera.
"Kelangkaan pupuk ini tidak hanya terjadi di Trenggalek melainkan juga di seluruh wilayah di tanah air, kemampuan Pemerintah untuk menyediakan pupuk bersubsidi cukup terbatas," ungkap Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Trenggalek, Ir. Agung Sudjatmiko.
"Memang ada pupuk non subsidi di pasaran namun harganya cukup mahal dan kurang terjangkau oleh masyarakat, maka untuk mengatasi hal ini kita mencoba untuk melatih petani untuk membuat pupuk sendiri," lanjutnya.
Selain itu, dengan penggunaan pupuk organik juga bertujuan untuk memperbaiki unsur hara dalam tanah. Karena pemakaian pupuk kimia secara terus menerus dapat membuat tingkat keasaman tanah semakin tinggi dan tanah semakin mengeras sehingga ke depan menjadi sulit diolah.
Agung tidak menampik saat ini petani sudah ketergantungan terhadap pupuk kimia. Namun dirinya berharap meski tidak bisa meninggalkan pupuk kimia, secara bertahap petani mulai menggunakan pupuk organik sebagai penambah, sambil pelan-pelan beralih ke pupuk organik.
"Jika petani terus-menerus menggunakan pupuk kimia, lahan pertanian semakin rusak dan mengeras ke depannya," ungkap Agung.
"Apalagi pupuk organik yang dibuat secara mandiri ini cukup murah dan menggunakan limbah yang banyak disekitar kita," imbuhnya. (Humas)