Upaya penanganan stunting, Penjabat Sekda Trenggalek, Dr. Andriyanto, SH., M.Kes., sarankan kepada warga Trenggalek untuk perbanyak konsumsi Zink. Zn atau Zink ini banyak dijumpai pada kerang-kerangan dan komoditas laut lainnya.
Ditemui di ruang kerjanya magister kesehatan yang juga menjadi dosen pasca sarjana Universitas Airlangga, Surabaya itu menerangkan "harus kita pahami bahwa akibat dari stanting itu adalah kognitif seseorang itu akan menjadi lebih rendah daripada yang normal. Kemudian akibat berikutnya pada usia di atas 50 tahun dia akan cenderung menderita penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular seperti kanker, hipertensi, diabetes dan lain sebagainya," ungkap penjabat sekda ini.
Kognitif yang rendah, pendidikannya juga rendah dan ketika pendidikannya rendah maka dia akan susah bekerja. Terus karena pendidikannya rendah maka upah yang diterimanya rendah. Tentunya kondisi ini akan juga menyebabkan kemiskinan.
Terus bagi pemerintah daerah yang tidak menangani stunting secara tidak langsung, tentunya akan mengalami kemiskinan yang terus menerus. "Makanya stunting harus kita cegah dan kita tanggulangi," terang Staf Ahli Gubernur Jatim itu menyampaikan alasannya.
Lebih lanjut disampaikan olehnya, pertama yang harus kita pahami, stunting ini bisa kita cegah. Kemudian stunting ini kondisi dimana seseorang kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama atau kronis. Jadi stunting ini tidak ujug-ujug.
Terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), dimulai sejak kehamilan, hingga usia 2 tahun. Ini penting karena saat HPK, 85% otak itu terbentuk. Ketika saat masa kehamilan terus tidak diberi gizi yang baik seperti asi eksklusif sebagai makanan yang terbaik maka otak itu tidak terbentuk dengan bagus. Otak menjadi kopong, maka yang terjadi kognitifnya rendah.
Kita paham, sambung Andriyanto "stunting bukan faktor genetik (faktor keturunan). Bapak ibu yang tinggi belum tentu anaknya tinggi atau kebalikannya. Makanya ketika bayi mau lahir harus betul-betul dikawal terus.
Dijelaskan juga olehnya, biasanya tinggi badan seseorang itu rata-rata berhenti sampai 21 tahun untuk laki-laki dan 19 tahun untuk perempuan. Kalau kita punya anak di bawah usia itu berarti dia masih bisa kita pacu untuk lebih tinggi lagi.
Dosen pasca sarjana Unair itu menambahkan, "kenapa harus lebih tinggi, karena supaya otaknya terbentuk dengan bagus," sambung Staf Ahli Gubernur Jatim yang mendapat tugas tambahan Penjabat Sekda Trenggalek ini.
Ada 2 cara mempercepat supaya lebih tinggi sebelum usia 21 tahun laki-laki dan 19 tahun perempuan. Sesuai journal gizi yang diakui internasional, hanya ada 2 cara dengan memberikan banyak gizi, banyak makanan yang mengandung Zink (Zn) terutama pada protein hewani seperti kerang-kerangan, kepiting, kupang dan yang lainnya. Itu lebih banyak Zink-nya dan ini harus diperbanyak karena berguna untuk tumbuh kembang.
Zat besi ini berfungsi oksigenisasi sel, namun kalau zink memang untuk tumbuh kembang. Bila seorang manusia atau anak, ibu hamil yang kurang Zink maka yang terjadi tumbuh kembangnya tidak maksimal, terus pertumbuhan otak tidak akan maksimal.
Pj. Sekda ini menegaskan, Stunting itu berarti kekurangan Zink, maka kalau anak kita ingin tinggi atau percepat tinggi maka perbanyak mengkonsumsi protein hewani, susu, telur, daging, ikan (STDI).
Kemudian yang kedua, kalau kita ingin mempercepat tinggi badan dan otak anak kita bisa terbentuk bagus sebelum usia 21 untuk anak laki-laki dan 19 untuk perempuan, perbanyaklah aktivitas melompat. Kenapa melompat, karena tinggi badan seseorang itu dipengaruhi oleh perkembangan tulang. Tumbuh kembang ini akan lebih bagus berkembang kalau anak anak ini sering beraktivitas melompat.
Kemudian juga diharapkan olehnya, desa bisa memberikan ruang lebih bagi anak-anak beraktivitas seperti lahan bermain, futsal, volly dan sebagainya. Dengan ini maka anak itu di kemudian hari akan lebih tinggi, karena mereka sering melompat dan ini berdasar dari journal ilmiah.
Dengan gaya santainya birokrat yang juga akedemisi itu menegaskan, "ada 2 pendekatan untuk mendorong anak kita bisa lebih tinggi. Pertama perbanyak konsumsi Zink yang ada pada susu, telur, daging dan ikan. Terutama pada jenis ikan laut dan kerang-kerangan dan yang kedua adalah melompat," tegasnya.
"Dalam konteks di Trenggalek, sekarang ini menurut bulan timbang bahkan sampai 11,3 %. Kemudian SSGI 18,1%, maka kalau saja kita ingin mempercepat penurunan stunting maka perlu ada gerakan untuk mengkonsumsi ikan. Apalagi di Trenggalek ikan laut begitu banyak. Ini harus ada aksi, tidak perlu banyak berbicara, kemudian kalau bisa di desa lebih banyak ruang anak beraktivitas, bermain dan berolah raga, tutupnya. (Aji/ Dokpim)