Sampah merupakan permasalahan komplek yang terjadi di masyarakat. Di Trenggalek sampah-sampah ini terkumpul dan dibuang di TPA Srabah Bendungan. Keberadaan sampah bila tidak dikelola baik bisa menjadi momok bagi keberlangsungan hidup umat manusia maupun alam, pasalnya dalam segala aktifitasnya manusia hampir dipastikan menghasilkan yang namanya sampah. Sedangkan sampah ini bisa bermanfaat atau sebaliknya merugikan manusia itu sendiri.
Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, Pemerintah Kabupaten Trenggalek berkomitmen untuk menjadikan TPA Srabah sebagai tempat kumpulnya sampah di Trenggalek, tidak menjadi tempat pembuangan akhir sampah, akan tetapi menjadi tempat pengelolaan sampah. Sehingga sampah-sampah ini tidak lagi merugikan masyarakat namun malah sebaliknya malah menguntungkan masyarakat.
Komitmen tersebut disampaikan langsung oleh Kabid Kebersihan dan Peatmanan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH), Ir. Muyono Piranata, M.AP, kepada tim Humas Pemkab Trenggalek, Selasa (7/3). Menurut Muyono "sampah-sampah ini akan dikelola dengan baik dengan sistem ramah lingkungan sehingga tidak mencemari air, tanah maupun udara," ucap Muyono.
"Pengelolaan sampah di TPA Srabah menggunakan sistem bak sanitary landfil, sedangkan limbah sampah kita kelola menggunakan ipal bak lindi. Dengan pengelolaan ini air limbah sampah yang dikeluarkan nantinya menjadi air baku mutu, bukannya limbah lagi," jelasnya.
"Sedangkan untuk sampahnya sendiri, untuk mengurangi pemanasan global, maka Dinas PKPLH melakukan penangkapan gas methane. Kenapa sampah ini bisa menyebabkan pemanasan global, karena gas methane ini mengandung CH4 yang dihasilkan dari CO2 plus H2O. Senyawa CO2 dari sampah ini kita tangkap untuk tanaman di sekitar TPA, sedangkan untuk gas methane nya kita tangkap untuk digunakan sebagai sumber energi bahan bakar kompor gas," jelas Kabid Kebersihan ini.
"Gas methane yang ditangkap ini disalurkan kepada masyarakat sekitar TPA, saat ini baru sepuluh KK yang tersalur. Penyaluran gas ini diperuntukkan sebagai bentuk imbalan kepada masyarakat sekitar yang ikut menjaga kelestarian dan keamanan TPA Srabah," tuturnya.
"Disisi lain dengan adanya penyaluran gas methane ini kepada masyarakat, diharapkan masyarakat dapat merasa ikut memiliki TPA Srabah, bukannya momok yang bisa mengganggu keberlangsungan hidup mereka, pasalnya sampah ini bisa dikelola baik ternyata bisa bermanfaat dan menguntungkan."
Ditambahkan oleh Kabid ini, meskipun air limbah yang dihasilkan sudah menjadi air baku mutu, tak lantas air ini dilepas semuanya ke alam, melainkan masih bisa difungsikan lagi untuk membasahi lagi sampah untuk menjaga kelembapannya," tandasnya. (Humas)