Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, menjadi pembicara dalam sebuah seminar internasional ICPEU 3 Tahun 2017, Selasa (7/3). Seminar tersebut mengusung tema "Perencanaan Bangsa yang Berkelanjutan".
Wakil Ketua Umum APKASI bidang Infrastruktur, kerjasama dengan luar negeri, kehutanan dan lingkungan hidup tersebut menjadi narasumber bersama beberapa orang hebat lainnya seperti Prof. Kiyoshi Kobayashi Kyoto, Prof. Masaaki Okamoto dan Dr. Ir. Surjono, MTP., Wakil Dekan Fakultas Teknik Brawijaya Universitas.
Seminar international yang berlangsung di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya tersebut berlangsung mulai tanggal 6 hingga 7 Maret kemarin. Dalam seminar The 3rd ICPEU tersebut diambil tema global, bangsa yang berkelanjutan. Secara Internasional pembangunan berkelanjutan memerlukan dukungan dari semua pihak.
Bupati Trenggalek, Dr. Emil Dardak dalam kegiatan tersebut memaparkan konsep gotong-royong. Dijelaskan olehnya mengapa gotong royong? Karena Pemerintah Daerah atau Kabupaten / Kota memiliki tantangan yang besar dalam mendorong upaya tersebut.
Tantangan yang pertama karena PPN maupun PPH adalah pajak pusat sehingga ketergantungan untuk dana transfer pusat tidak bisa kita hindari. Tantangan kedua, kedekatan kepala daerah dengan konstituen grassroots membuat tekanan pengalokasian pembiayaan ke arah pembangunan yang bersifat populis dan belum tentu high impact, menjadi jauh lebih tinggi.
Sementara itu, yang ketiga adalah opsi pembiayaan alternatif bagi pemerintah daerah yang masih terbatas. Sehingga dapat terbayang bagaimana para kepala daerah berjibaku untuk membangun daerah dan meningkatkan industri rintisan UMKM, bila harus terpaku dengan biaya pemerintah pusat. "Untuk itu saya mengusulkan konsep gotong royong, moving the gear," ucap Bupati Emil.
"Konsep di mana ekonomi diibaratkan sebagi gear mesin yang saling menggerakkan satu sama lain sehingga dalam kondisi fiskal yang sulit sekalipun, akan tetap diperlukan prioritas kepada high impact spending dan disinergikan dengan peran sektor swasta. Hal ini menjawab pembelanjaan pemerintah dengan investasi sehingga terwujud pembangunan yang inklusif / ketercakupan," jelasnya menambahkan.
"Dorongan proyek pembiayaan bersama antara pemerintah pusat dan daerahpun penting untuk ditekankan, sehingga kepastian dana transfer dari pusat untuk proyek yang berskala besar dan signifikan dapat diketahui dalam tahap perencanaan. Memang selama ini, DAK (Dana Alokasi Khusus) tahunan tidak bisa kita pastikan, sementara itu alokasi APBN untuk proyek-proyek pembangunan utama di daerah banyak yang terpotong karena penghematan. Pemerintah pun memang diharapkan untuk fokus pada enabler investment yang akan menjadi pendongkrak investasi dunia usaha," imbuhnya.
"Namun mengingat kebutuhan tinggi untuk mendorong industrialisasi, maka konsep industrialisasi grassroots akan lebih baik bila didorong dengan mencari keseimbangan dan sinergi antara keahlian sektor swasta dengan gotong royong ekonomi di tingkat masyarakat grassroots," tandas Emil Dardak.
"Kita bisa bergotong royong baik dalam hal sekecil dan sebesar apapun, berlatar belakang dan dengan perbedaan apapun. Karena yang terpenting adalah kekompakan bersama untuk kesamaan tujuan, mimpi dan cita-cita yaitu menjadi kuat bersama dan membangun daerah," ajak Bupati Trenggalek tersebut. (Humas Kabupaten Trenggalek)
.