Kondisi banjir kota yang datang ketika hujan lebat tiba membuat Bupati Trenggalek merasa tidak nyaman. Selain menerjunkan tim untuk mengidentifikasi penyebab banjir kota, Bupati Trenggalek Dr. Emil Dardak juga turun langsung untuk tinjau penyebab banjir ini, Senin (13/3). Bahkan Bupati nyaris turuni gorong-gorong untuk melihat talang air yang sedikit menyumbat saluran pembuangan dari pemukiman warga di depan Gereja Santa Maria Sumbergedong.
Tidak hanya titik ini saja yang dikunjungi Bapak dua anak ini, runtutan saluran pembuangan yang semakin dangkal dan mengecil di belakang Sekolah Raden Paku Surondakan, juga tidak luput dari pengamatannya.
Bupati meminta kepada tim yang terdiri beberapa OPD terkait untuk segera menyikapi hal ini, dengan melakukan normalisasi saluran dengan memperlebar ataupun semakin memperdalam saluran tersebut.
Dikonfirmasi mengenai penanganan banjir kota ini Bupati Emil Dardak menyatakan, "ini skema pengamatan dari tim dan sudah dimusyawarahkan oleh Pak Camat dengan seluruh warga, jadi saya melihat langsung dilapangan. Kalau dilihat langsung disini dan disana (Bupati sambil menunjuk saluran dibelakang Sekolah Raden Paku), saya melihat sungainya tak bergerak sehingga kotor," ucap bupati.
"Nah ini memang ketinggiannya ketika kita ukur mengunakan bambu, disana itu dalam sekitar 80 cm, semakin kesini semakin dangkal dan menyempit tinggal 20-25 cm. Kondisi ini semakin kesana (Emil Dardak sambil menunjuk arah ke pembuangan) semakin menyempit dan dangkal," inbuhnya.
"Disana juga ada satu DAM, yang fungsinya sudah kurang optimal lagi keberadaannya. Bahkan malah bisa mendorong adanya banjir. Apalagi ini bukan saluran irigasi, saluran pembuang kok di DAM. Teorinya tidak ada saluran pembuang yang di DAM, seharusnya semakin kesana itu semakin besar, bukannya malah semakin menyempit."
"Kita tadi sudah sepakat, disini sudah hadir bersama saya Pak Kepala Dinas PUPR dan Kepala Dinas Pertanian, supaya semua bisa sinergis antara yang mana yang disebabkan oleh saluran irigasi dan mana yang disebabkan oleh kurang optimalnya saluran pembuang."
"Sebelumnya di depan Gereja Santa Maria Sumbergedong itu ada saluran irigasi yang menyebabkan pintu masuk air dari kawasan perumahan ke arah saluran ini sedikit tersumbat. Nah ini akan kita sedikit modifikasi supaya jalur air itu lancar kesini," jelasnya.
"Perinsipnya saluran pembuangan dari hulu ke hilir itu semakin besar. Jadi kita benar-benar melakukan langkah konkrit dan nyata untuk menghilangkan banjir yang rutin terjadi di tengah-tengaah kota ini. Kita tidak mau lagi menganggap hal ini sudah biasa dan terbiasa terjadi tiap tahun. Kita akan melakukan apa yang menjadi kemampuan kita secara maksimal," tandasnya.
Beberapa titik yang ditinjau Bupati Trenggalek untuk menghindari kondisi banjir di tengah kota Trenggalek, sepertihalnya saluran yang mengecil di sekitar Pasar Burung, Jembatan Kucur dan beberapa titik lainnya.” (Humas)