Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, mengajak seluruh warga masyarakat untuk pupuk persatuan dan kesatuan di Hari Kebangkitan Nasional.
Peringati hari Kebangkitan Nasional Pemkab Trenggalek menggelar kegiatan upacara bendera dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Karangsoko Trenggalek, Senin (22/5/2017).
Kebangkitan Nasional merupakan momentum di mana rakyat Indonesia mulai menumbuhkan rasa kesadaran Nasional sebagai satu kesatuan Negara Indonesia. Awal kebangkitan bangsa ini selalu diperingati rutin setiap tanggal 20 Mei.
Dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-109 tahun 2017 ini Pemerintah RI mengambil tema "Pemerataan Pembangunan Nasional Sebagai Wujud Kebangkitan Nasional".
Masa Kebangkitan ini ditandai oleh dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo 20 Mei 1908 maupun Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, yang menyatukan bangsa untuk bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu Indonesia. Padahal Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam suku bangsa, ras, maupun bahasanya.
Berdirinya organisasi Boedi Oetomo sekitar 109 tahun lalu, disebut sebagai salah satu tonggak penting persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia dalam entitas sebuah bangsa.
Boedi Oetomo menjadi cikal bakal tumbuhnya nasionalisme Indonesia yang membakar seluruh jiwa rakyat untuk mencapai kemerdekaan.
Kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan secara jelas tercantum dalam anggaran dasar Boedi Oetomo, meskipun kala itu masih terbatas untuk masyarakat Jawa dan Madura.
Sepenggal kalimat dalam sambutan kegiatan ini "Kebangkitan Nasional akan berarti bilamana tidak ada anak bangsa yang tercecer dalam gerbong Kebangkitan ini", memiliki arti mendalam yang perlu ditekankan dan diwujudkan.
Dikonfirmasi mengenai moment kebangkitan ini, Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, menyampaikan "kalau boleh saya melihat lebih dari prespektif lain, bahwasannya kebangkitan Nasional ini merupakan salah satu hari-hari besar Nasional dimana kita mengenang 109 tahun yang lalu, sekelompok tokoh yang diantaranya seorang tokoh intelektual, memilih untuk keluar dari zona aman dan nyaman untuk menggagas sebuah pergerakan yang mencerdaskan bangsa, demi untuk bisa bangkit dengan mewadahi semua itu dalam sebuah organisasi," tuturnya.
"Ini merupakan suatu bentuk perjuangan modern yang kemudian turut berjasa besar dalam kemerdekaan Indonesia."
"Oleh karena itu yang bisa kita petik hari ini bahwa, kita semua seandainya benar-benar menghormati dan menghargai para pendahulu kita, agar tidak memikirkan diri sendiri atau golongan, tapi memikirkan kemaslahatan masyarakat banyak. Sifat-sifat merasa benar sendiri atau egois sendiri inilah yang harus dihindarkan," imbuhnya.
"Kita harus mawas diri dan juga kita harus selalu mengedepankan ilmu pengetahuan secara bijak dalam mensikapi sesuatu. Tidak kagetan atau tidak gampang ikut arus tanpa benar-benar mencermatinya secara bijak."
"Inilah arah kebangkitan Nasional oleh kebangkitan pikir bangsa Indonesia, untuk kemudian mewujudkan suatu pergerakan perjuangan yang komperhensif dengan didasari semangat bukan untuk menang sendiri, tetapi untuk bersama," tandasnya. (Humas)