Kali kedua KPK kembali menggelar kegiatan Kolaborasi Tunas Integritas Nasional. Kegiatan yang diselenggarakan setahun dua kali ini digelar di Kota Jayapura Papua, Selasa (12/9) hingga Jumat (15/9). Wakil Bupati Trenggalek H. Moch. Nur Arifin turut diundang untuk menjadi salah satu peserta kegiatan ini.

Tidak hanya Wabup Arifin saja pejabat Trenggalek yang diundang oleh KPK untuk mengikuti kegiatan ini, Ketua DPRD Trenggalek H Samsul Anam, SH, MH, Wakil Ketua Agus Cahyono SH, dan Ketua Komisi I, Sukaji, Inspektur Trenggalek dan Asisten I Bupati turut diundang juga.

Kolaborasi Tunas Integritas tahun 2017 pertama digelar pada bulan Maret lalu di kota Palembang. Untuk yang ke-2 giliran Kota Jayapura yang dijadikan tuan rumah. Kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan mendorong generasi dan mental integritas sebagai upaya pencegahan tindak pidana korupsi ini dihadiri oleh 139 undangan dari KLOP (Kementrian, Lembaga, Organisasi Pemerintah).

Menurut Wakil Bupati penyandang Rekor MURI ini, "diacara ini kita belajar bestpractice bagaimana mendorong dan mengupayakan budaya integritas di lingkungan kerja. Selain saya juga hadir bersama Ketua, Wakil Ketua dan Komisi I DPRD Trenggalek, Inspektorat dan Asisten I," ungkapnya.

Ditambahkan oleh Wabup termuda di Negeri ini, "salah satu yang kita pelajari di Jayapura walikotanya membuat peraturan Walikota tentang wilayah bebas dari korupsi dibeberapa OPD percontohan. Ini merupakan ide dan gagasan yang bagus," imbuhnya.

Tegas Arifin "bagi saya kolaborasi antar daerah ini bagus karena melakukan perbaikan dan menjadi baik itu harus datang dari kesadaran dan komitmen bersama bukan orang per orang," tandasnya. (Humas)

Sebanyak 15 peserta Visitasi Kepemimpinan Nasional (VKN) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat II angkatan I tahun 2017 bersama satu pendamping dan tiga panitia melakukan kunjungan ke Kabupaten Trenggalek, Jatim.

Kedatangan peserta VKN ini diterima langsung oleh Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, di ruang Paringgitan Pendopo Manggala Praja Nugraha, Senin (11/9).

Disampaikan oleh pendamping VKN ini, "lima hari kedepan, peserta VKN akan melakukan Visitasi atau kunjungan di dua Desa yakni Ngrandu Kecamatan Suruh dan Ngulung Wetan Kecamatan Munjungan," ungkap Dr. Ir. Achmad Hermanto Dardak, M.Sc.

Ditambahkan oleh Mantan Wamen PU era Presiden SBY ini "pihaknya memilih Kabupaten Trenggalek sebagai lokasi peserta VKN dengan tujuan untuk melihat dan mengidentifikasi permasalahan yang ada didaerah ini."

"setelah mengidentifikasi, para peserta akan melihat kebutuhan desa dengan kondisi riil saat ini, untuk selanjutnya mendiagnosa dan mencarikan solusi yang inovatif dan adaptif untuk desa tersebut," tegas Hermanto Dardak.

Sementara itu Bupati Trenggalek Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, menyambut Positif kehadiran peserta VKN, ke Trenggalek. Tentunya peserta VKN bisa memberi solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi di desa dan memberikan masukan jalan pemecahannya.

"Dengan kehadiran bapak dan ibu di desa tersebut, kami berharap akan adanya suasana baru yang memberikan stimulasi masyarakat kami disana. Apalagi saat ini Desa tidak lagi menjadi obyek melainkan subyek pembangunan."

Bupati Emil Dardak memaparkan beberapa kondisi Trenggalek beberapa potensi dan kondisi Trenggalek saat ini yang berada di pesisir Selatan Pulau Jawa. Menurut Emil Dardak dulu letak geografis Trenggalek berada paling jauh, dari Surabaya paling jauh, dari Jogja pun posisi Trenggalek juga paling jauh.

Dengan kondisi ini Trenggalek ingin merubah paradigma tersebut dari yang terjauh menjadi yang terdepan di pesisir Selatan. Posisi Trenggalek yang berada tepat ditengah-tengah koridor Jogja-Malang, Trenggalek berpotensi sebagai penghubung dua kota metropilitan ini dengan daerah-daerah sekitarnya.

Emil Dardak juga menceritakan mengenai rencana pembangunan pelabuhan niaga Prigi yang telah masuk kedalam proyek strategis Nasional. Termasuk juga dengan proyeksi Selingkar Wilis yang menghubungkan 6 Daerah Tunggal Rogo Mandiri yang barusan dibahas di Madiun pada Senin siang dan masih banyak yang lainnya.

Bupati berharap dengan memilih kota Trenggalek sebagai tempat kunjungan dapat memberikan kebermanfaatan bagi peserta VPN dan masyarakat Trenggalek kedepannya.”(Humas)

Enam Kepala Daerah Tunggal Rogo Mandiri (Tulungagung, Nganjuk, Trenggalek, Ponorogo, Madiun dan Kediri) lakukan rapat koordinasi proyeksi pembangunan Selingkar Wilis sebagai Proyeksi Pengembangan Potensi Wisata Nasional. Keenam kepala Daerah ini sepakat menargetkan tiga tahun Selingkar Wilis ini bisa terkoneksi antar daerah.

Proyeksi Selingkar Wilis ini sebenarnya sudah digagas sejak tahun 2014 yang lalu oleh Enam Kepala Daerah. Namun seiring berjalannya waktu proyeksi Selingkar Wilis ini seolah jalan ditempat pasalnya sejak digagas belum ada target yang jelas kapan Selingkar Wilis ini akan terkoneksi. Pembangunan memang sudah dilakukan namun belum bisa terlihat hasilnya karena kapan penyelesaiannya belum ada kejelasan, padahal potensi yang ada di enam daerah ini cukup besar bila digali maksimal untuk kemakmuran masyarakat.

Rapat koordinasi Enam kepala daerah Tunggal Rogo Mandiri bersama Kementrian PUPR, Komisi V DPR RI, Bapenas dan Bakorwil Madiun ini dilakukan di Aula Sekretariat Daerah Pemkab Madiun, Senin (11/9).

Senin itu, Bappenas menyambut positif paparan yang dilakukan oleh masing-masing Kepala Daerah terkait proyeksi dan potensi pengembangan Selingkar Wilis di daerahnya masing-masing. Namun Bappenas menyayangkan belum ditetapkannya target kapan Selingkar Wilis akan diselesaikan.

Menurut Bappenas perencanaan ini akan matang bilamana ada penentuan target selain estimasi biaya serta pembagian tanggung jawab antara Daerah, Provinsi dan Pusat agar jelas porsinya.

Mendapat masukan Bappenas, keenam Kepala Daerah Tunggal Rogo Mandiri menyepakati target Selingkar Wilis ini terkoneksi pada tahun 2022. Sedangkan untuk teknis dan rencana biayanya akan dilakukan pembahasan lebih lanjut oleh masing-masing Bappeda dan Kepala PU pada rapat selanjutnya.

Dikonfirmasi mengenai target tersebut Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, menyatakan "kenapa bisa disepakati tiga tahun, pasalnya selama ini kita ngomong Selingkar Wilis namun tidak pernah ada cita-cita kapan proyeksi ini bisa terlaksana. Bisa saja mengerjakan proyeksi ini sekilo, sekilo, sekilo, namun pertanyaannya kapan ini selesainya," ungkap suami Artis Arumi Bachcin ini.

Ditambahkan oleh Emil Dardak, "maka dari itu kita harus punya komitmen sampai dengan tahun sekian Selingkar Wilis ini bisa terkoneksi. Dengan ini pastinya sektor-sektor yang lain akan ikut juga, pengembangan-pengembangan yang lain akan ikut menyesuaikan dengan cita-cita tersebut. Makanya ada yang disebut road map atau peta jalan," imbuhnya. (Humas)

Dalam rapat bersama enam Daerah Tunggal Rogo Mandiri (Tulungagung, Nganjuk, Trenggalek, Ponorogo, Madiun dan Kediri) bersama Kementrian PUPR, Komisi V DPR RI, Bapenas dan beberapa Stake Holder lainnya mengenai proyeksi pengembangan Selingkar Wilis, Bupati Trenggalek Dr. Emil Dardak menekankan pengembangan ini akan memberikan dampak konkrit kepada daerah.

Contoh kecil yang disampaikan oleh Bupati Trenggalek ini, dengan hanya dibuka jalur transportasi baru Ponorogo-Trenggalek-Tulungagung yang infrastrukturnya masih terbatas, perkembangannya sudah mulai terlihat. Dalam waktu singkat setelah diuji cobakan beberapa bulan lalu, trayek jalur ini dari satu kali jalan bisa naik menjadi tiga kali jalan. Padahal jalur ini belum dibangun.

Dituturkan oleh Doktor termuda se-Asia Pasifik ini "Selingkar Wilis ini nantinya akan diuntungkan dengan rencana dibukanya ruang udara diwilayah Selatan Barat Daya oleh Kementrian Perhubungan untuk penerbangan sipil, yang rencananya akan ditempatkan di Kabupaten Kediri," ungkap Emil.

Ditambahkan oleh ketua APKASI ini, "apalagi dalam waktu dekat ini akan ada pembangunan Tol Solo–Kertosono dan Kertosono Kediri yang pastinya juga memberikan daya dukung pengembangan Selingkar Wilis ini."

Potensi selingkar wilis Tunggal Rogo Mandiri ini cukup luar biasa dan belum maksimal digali, seperti halnya Trenggalek, Ponorogo dan Pacitan yang merupakan daerah penghasil cengkeh yang sangat luar biasa. Komoditi ini cocok untuk pengembangan saint technopark, minyak atsiri ini bisa menghasilkan beberapa turunan minyak atsiti dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi.

"Ini masih sebagian contoh kecil, padahal masih banyak potensi lainnya mulai dari pertanian, peternakan, wisata, agrowisata maupun potensi-potensi lainnya yang bisa dikembangkan untuk kemakmuran daerah. Sehingga untuk mendorong hal ini maka dibutuhkan dorongan dari berbagai pihak utamanya Pemerintah Pusat dan DPR untuk mendorong dan mengawal potensi ini," tandasnya.”(Humas)