Forum GTT dan PTT SD di Kabupaten Trenggalek menggelar aksi turun jalan menolak proses recruitmen CPNS di tahun 2018. Berkumpul di depan Masjid Agung Baiturrahman, ratusan massa GTT dan PTT bergerak menuju depan halaman Pendopo Manggala Praja Trenggalek, Kamis (27/9/2018).
Koordinator aksi, Puguh Jatmiko tak henti-hentinya berorasi meminta pemerintah menghentikan proses perekrutan CPNS, karena menurutnya merekalah yang layak untuk diangkat menjadi CPNS karena telah mengabdi puluhan tahun lamanya, bukannya pendaftar baru yang nantinya terjaring dalam proses seleksi.
Sesekali mereka berkeluh kesah, minimnya kesejahteraan yang didapat, itupun diterima tidak setiap bulan menunggu ketika dana BOS cair.
Mendengar ada pergerakan unjuk rasa GTT dan PTT SD, suami Arumi Bachsin bergegas kembali ke Pendopo usai menghadiri kegiatan simulasi tanggap bencana di Lapangan Karangsoko.
Berjalan dari arah Selatan, Emil Dardak berjalan menghampiri para demonstran. Kedatangan Emil, langsung disambut isak haru para guru dan pegawai tidak tetap Sekolah Dasar yang melakukan aksi unjuk rasa di depan halaman Pendopo.
Setelah menemui para demonstran didepan halaman Pendopo, pria dengan penampilan baru yang lebih maskulin ini juga temui perwakilan demonstran di ruang kerjanya.
"Sengaja saya tadi menyapa para GTT dan PTT, untuk bisa membaca lebih dekat aspirasi mereka," ungkap Emil kepada awak media.
"Sempat juga saya baca, kesejahteraan minim kapan kami bisa menikah," terangnya.
Paham terhadap kondisi PTT dan GTT, sebelum aksi digelar, tanggal 25 September Bupati Trenggalek ini telah mendiskusikan permasalahan tenaga honorer ini dalam forum diskusi Kepala Daerah yang tergabung dalam APKASI.
"Kebetulan dalam Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) kami berdialog dan keluarlah surat yang menyatakan sampai dengan tanggal 3 Oktober mendatang, kita akan menjaring seluruh aspirasi Bupati Seluruh Indonesia, yang kemudian akan kita ambil sebuah sikap dan akan kita sampaikan kepada pemerintah," terang Emil Dardak.
"Sikap ini tentunya sifatnya konstruktif, bukannya malah memojokkan, atau menyulitkan. Akan tetapi justru malah memberikan solusi dan harapan para guru, terutamanya memang para honorer K2," tandasnya.
Menanggapi keluhan minimnya kesejahteraan para GTT dan PTT, Emil mengakui ada keterbatasan kemampuan anggaran Daerah. Namun ditegaskan kembali olehnya, dirinya pertama yang mengawali peningkatan kesejahteraan tersebut dan saat ini sedang diperluas sebagai wujud komitmen dan perhatiannya kepada para GTT dan PTT.
Sedangkan untuk harapan jaminan perlindungan kesehatan dan ketenagakerjaan, Emil Dardak kembali menegaskan hal tersebut sudah terprogramkan pada PAPBD tahun 2018 ini.” (Humas)