Bulan Muharram biasanya digunakan perguruan silat untuk membaiat atau mewisuda para calon pendekar-pendekar yang sudah lama berlatih bela diri, menjadi seorang pendekar. Bulan ini dianggap perguruan silat sebagai bulan yang baik untuk mewisuda calon pendekar.
Namun sayangnya momentum yang baik ini malah justru banyak terjadi konflik antar perguruan sehingga bisa mengganggu keamana maupun ketertiban masyarakat.
Untuk mencegah hal ini dengan difasilitasi oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Trenggalek, Pemkab Trenggalek bersama Forkopimda ajak seluruh pendekar silat dari berbagai perguruan untuk menjaga kondusifitas keamanan di Bulan Muharram.
Ajakan untuk menjaga kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat ini dilakukan melalui rapat koordinasi yang digelar, Jum'at (7/9/2018) di Gedung Bawarasa Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek.
Hadir dalam rapat koordinasi ini Wakil Bupati Trenggalek, H. Mochammad Nur Arifin, Forkopimda Trenggalek, Muspika, para Guru Besar dan perwakilan perguruan silat yang ada di Kabupaten Trenggalek.
Dalam sambutannya Wabup termuda di tanah air ini menyampaikan, dikumpulkannya semua perguruan silat di Gedung Bawarasa bukannya ada permasalahan antar perguruan pencak silat, namun mengumpulkan perguruan silat ini untuk sama-sama menyelaraskan pemikiran bagi perguruan silat untuk menjaga keamanan, ketertiban masyarakat, tuturnya.
Dalam pertemuan tersebut selain menyempatkan nenyapa semua perguruan silat, Mochammad Nur Arifin juga tak lupa mengucapkan selamat kepada para pendekar silat, karena cabor pencak silat berhasil menyumbang belasan emas dalam Asian Games, sehingga dapat memposisikan Indonesia masuk kejajaran empat besar perolehan medali di ajang olahraga se-Asia tersebut.
Kapolres Trenggalek, AKBP Didit BWS, SIK., M.Hum, dalam Rapat Koordinasi ini mengingatkan kepada seluruh perguruan silat untuk sama-sama menyamakan frame pemikiran, apa tujuan awal adanya pencak silat.
Menurut Kapolres Trenggalek, pencak silat merupakan suatu budaya asli warisan leluhur yang ada diseluruh penjuru pelosok negeri yang tujuannya untuk mempersatukan bangsa, bukannya untuk memecah bangsa.
Dihimbau oleh Perwira Polri ini, semua perguruan silat untuk kembali menjaga marwah munculnya pencak silat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain itu Perwira dengan dua melati di pundaknya ini menambahkan perguruan silat harus berjiwa besar dan bisa memberikan kebermanfaatan bagi daerah, jangan terpancing pemberitaan hoax termasuk memprovokasi dan terprovokasi akan pemberitaan di media sosial.
Sedangkan Dandim 0806 Trenggalek, Letkol Inf. Dodik Novianto menambahkan pada intinya untuk mencegah konflik harus ada kebersamaan antar perguruan dan pererat tapi silaturahmi, karena pada dasarnya kita ini bukanlah musuh melainkan saudara, yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan daerah.”(Humas)