Tak ingin mendapati warganya kelaparan karena terisolasi dan terdampak banjir bandang Wakil Bupati Trenggalek H. Moch Nur Arifin terjun langsung kelokasi banjir, untuk distribusikan makanan cepat saji kepada warga masyarakat Rabu siang, 17 Agustus 2016. Banjir Bandang yang melanda Kecamatan Kampak pada Rabu dini hari semakin meluas ke kecamatan lainnya. Datangnya banjir ini akibat curah hujan tinggi yang turun sejak sore di hari selasa. Hujan deras ini akibatkan debit sungai di Kecamatan Kampak semakin meningkat.

Tak berlangsung lama, hanya dalam hitungan menit banjir meluap ke jalan-jalan maupun ruang yang bisa dilalui. Tak disangka ratusan rumah warga, perkantoran, sekolah, beberapa fasilitas umum dan areal persawahan di terjang banjir ini. Pemerintah Kabupaten Trenggalek belum dapat menginventarisir kerugian yang diakibatkan bencana ini. Semakin bertambahnya waktu bencana banjir ini semakin meluas dan melanda Kecamatan lainnya (Gandusari). Sama halnya di Kecamatan Kampak, keganasan air juga menyapu apa saja yang ada didepannya. Permukaan banjir lambat laun semakin meninggi, dengan kedalaman variatif, mulai dari satu meter hingga lebih dari satu setengah meter.

Banyak warga yang terjebak banjir ini, karena memang debit air dijalan yang tinggi sehingga akibatkan mereka tidak bisa kemana-mana. Sedikit siang korban bencana banjir ini mulai merasakan lapar dan haus. Mereka kekurangan bahan makanan dan air bersih. Tidak mau melihat warganya kelaparan itulah, Wabup Arifin terjun langsung kelokasi banjir.

Wakil Bupati Trenggalek H. Moch Nur Arifin langsung bantu tim penangulangan bencana yang telah turun sebelumnya, untuk menyediakan makanan cepat saji dan mendistribusikannya kepada korban. Mobil Jeep merah hati digunakan untuk menjangkau dan memobilisasi makanan cepat saji kepada korban banjir. Dalam membagikan roti dan air minum kemasan Wakil Bupati juga dibantu oleh relawan IST. Wabup Arifin tidak canggung untuk basah-basahan terendam air banjir yang kotor. Demi menyaksikan langsung warganya tidak kelaparan Wakil Bupati Trenggalek ini harus rela meninggalkan agenda penting lainnya, menjadi inspektur upacara dalam upacara penurunan bendera detik-detik proklamasi di Pendopo “Manggala Praja Nugraha”. (Humas)

Jaranan merupakan seni budaya yang lekat dikenal di masyarakat Jawa Timur, termasuk salah satunya Trenggalek. Di Kabupaten yang berada di Selatan Barat Daya Jawa Timur ini kesenian jaranan berkembang pesat, muda-mudi sangat menggemari kesenian ini. Bahkan beberapa sekolah menerapkan kesenian ini sebagai ekstrakurikuler sekolah. Tak hanya itu, secara rutin tiap tahun Kota  Keripik tempe ini menyelenggarakan festival jaranan, yang tidak ada di kabupaten maupun kota lainnya. Hampir semua jenis jaranan dikompetisikan dalam festival tersebut. Tahun 2016 ini festival jaranan Trenggalek digelar pada minggu ke empat bulan Agustus. Karena hanya Trenggalek yang sangat konsen dalam festival jaranan ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mendorong festival jaranan ini menjadi festival jaranan nasional.

Dr. Djarianto, M.Si,  Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur saat dikonfirmasi menyatakan untuk mendorong festival jaranan Trenggalek menjadi festival jaranan nasional merupakan suatu kewajiban dan keharusan. Bagaimana icon yang menarik di suatu daerah itu harus kita dorong menjadi icon yang lebih besar. Salah satu diantaranya yang patut kita dorong itu adalah festival jaranan itu. Belum ada Kabupaten atau Kota yang punya ide tentang festival jaranan ini. Saya rasa tidak keliru Trenggalek itu kita dorong dan kita angkat, festival jaranan itu kita angkat menjadi festival jaranan nasional dan terbuka untuk umum", ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Trenggalek Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, mengenai hal ini menyatakan Saya bersyukur sekali, bahwa Trenggalek kembali bisa menyelenggarakan festival jaranan tingkat Nasional. Sedangkan jaranan sendiri merupakan kesenian yang sangat membanggakan di Jawa Timur. Trenggalek dianggap suatu daerah yang paling sukses melestarikan kesenian jaranan ini. Trenggalek mempunyai tari jaranan Turonggo Yakso, rencananya bersama Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur Turonggo Yakso ini akan didorong untuk menjadi salah satu warisan tak benda dari Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan untuk Trenggalek".

"Harapan kami  festival jaranan nasional ini, menjadi bentuk sumbangsih masyarakat Trenggalek untuk melestarikan jaranan itu sendiri sebagai budaya yang kental di Jawa Timur, khususnya di daerah Mataraman. Tetapi juga untuk menempatkan Trenggalek sebagai daerah wisata di tingkat nasional". Artinya Trenggalek punya satu event yang bisa kita banggakan di tingkat nasional. Dan ini didorong juga oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur. Mudah-mudahan festival ini bisa terwujud dan berjalan lancar, serta bisa lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya", pungkasnya.(Humas)

Turonggo Yakso, seni tari jaranan yang menggambarkan sosok kesatria yang menunggangi kuda berkepala raksasa, yang memiliki arti perjuangan manusia untuk memerangi hawa nafsu angkara murka. Tari jaranan ini berasal dari Kabupaten Trenggalek tepatnya di Kecamatan Dongko. Tari ini mengilhami dari budaya Baritan yang artinya bar ngarit tandur. Yang kala itu menceritakan lahan pertanian masyarakat dirusak oleh hama babi hutan yang menyebabkan petani gagal panen. Pengalaman baritan ini oleh Bapak Pamrih dituangkan dalam gerak tari jaranan Turonggo Yakso yang dikemas dengan sangat indah.

Saat ini tari Turonggo Yakso sudah berkembang dengan pesat dan sering digelar di kancah lokal, Nasional, maupun International. Sepertihalnya di gelar di Indonesian Week di Bepu Jepang beberapa waktu lalu. Meskipun sudah sering dipentaskan di berbagai event, belum ada pengakuan yang legal mengenai tari ini sebagai warisan budaya asal Trenggalek. Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pariwisata Jatim akan mencoba mendorong Turonggo Yakso ini mendapatkan pengakuan, sehingga kedepannya tidak kejadian pengakuan dari negara lain seperti halnya Reog Ponorogo yang diakui negara tetangga, beberapa waktu yang lalu.

Dr. Djarianto, M.Si,  Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur saat dikonfirmasi membenarkan jaranan Turonggo Yakso Trenggalek akan didorong untuk menjadi salah satu warisan tak benda oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut Kadis Pariwisata Provinsi jaranan Turonggo Yakso ini nanti akan kita usulkan kepada Bapak Presiden bawasannya di tahun ini, jaranan Turonggo Yakso itu secara sah dan resmi miliknya warga masyarakat Trenggalek. Hal ini akan kita dorong ke pusat untuk mendapatkan pengakuan segera. Akan ada surat Keputusan Presiden melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyatakan Turonggo Yakso sebagai warisan tak benda", pungkasnya. (Humas)

Hujan terus-menerus beberapa hari yang melanda Trenggalek, akibatkan  bencana alam di Kabupaten Trenggalek. Setelah di hari Minggu 14 Agustus 2016, kemarin bencana tanah longsor menghantam tiga ruang kelas SMP Islam Hidayatulloh Jombok Pule, tembok salah satu ruang kelas jebol dan di SMPN 2 Bendungan, bangunan MCK yang sudah lama dipakai ambles, Senin kemarin 15 Agustus 2016 Kecamatan Munjungan diterjang banjir bandang. Banjir ini menyapu beberapa bangunan dan areal persawahan yang ada di Munjungan. Tak sedikit fasilitas umum milik pemerintah disapu oleh banjir bandang ini, seperti halnya SDN 1 Bendoroto yang ludes disapu banjir, beberapa titik jalan dan jembatan rusak. Untuk SDN 1 Bendoroto setengah bangunannya raib disapu  banjir bandang beberapa bulan yang lalu dan pada banjir kali ini hampir semua bangunan yang ada ludes diterjang banjir, hanya menyisakan bangunan dua lokal kelas saja.

Bupati Trenggalek Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, yang saat kejadian berada di Surabaya, mengikuti acara talk show salah satu stasiun televisi tentang Festival Jaranan Nasional yang akan diadakan di Trenggalek, mendapati laporan kejadian ini segera memerintahkan beberapa jajarannya untuk terjun kelapangan. Tak hanya itu, Bupati Trenggalek ini juga langsung berkoordinasi dengan BPBD provinsi dan Balai besar jalan nasional untuk membicarakan penanganan lanjut bencana ini dan penanganan cepat beberapa infrastruktur yang rusak, akibat banjir tersebut.

Saat dikonfirmasi, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc Bupati Trenggalek menyampaikan bahwa bukan hanya di Munjungan di Karangan juga ada jalan amblas, dan ada beberapa titik-titik di Trenggalek yang terdampak bencana. Sedangkan di Munjungan ini, sekolah yang memang sudah rusak oleh banjir  bandang sebelumnya,  walaupun sudah rusak tapi pas melihat seluruhnya hilang itu membuat miris", ucapnya.

"Saya menerima laporan jalan kearah Desa Bangun terputus, beberapa jembatan rusak, puluhan hektare sawah disapu banjir dan masih banyak yang lainnya, membuat saya harus mengambil langkah cepat. Kita belum tahu jalan tersebut masuk jalan Nasional atau Kabupaten, namun Balai Besar Jalan Nasional besok akan datang ke Trenggalek, kita akan koordinasi memetakan. Termasuk dengan lubang-lubang diruas Tulungagung-Trenggalek, termasuk dengan jalan Kartikaru, jalan menuju ke Panggul itu sebenarnya mempunyai nilai strategis nasional. Kita juga berharap adanya bantuan-bantuan, di jembatan itu perlu Belly, kalau bisa dibantu oleh mereka. Seperti yang di Sentolo itu, karena jatuh satu kakinya diperkirakan sudah tidak layak lagi. Karena sudah di terjang seperti ini secara struktur sudah tidak bisa untuk dilewati", imbuhnya.

Lebih lanjut, yang pasti malam ini  kami ingin memastikan, tadi saya sudah kontak BPBD Provinsi langsung mumpung di Surabaya, Kepala BPBD Provinsi sudah siap Kamis mengantarkan surat yang namanya tanggap transisi. Jadi penanganan transisi tanggap bencana akan diantar oleh kepala BPBD Provinsi sendiri kepada kepala BNPB pusat. Mudah-mudahan bisa membantu kita dalam merehabilitasi atas kerusakan yang terjadi selama dua hari terakhir ini. Beliau juga telah mengirimkan logistik ke Trenggalek, untuk bisa membantu masyarakat disana. Termasuk memastikan yang rumahnya belum bisa ditempati, malam ini ada tempat untuk mengungsi bagi masyarakat dengan logistik yang memadai. Itulah yang kamin tekankan kepada Camat dan Kepala BPBD. Dinas kesehatan juga kita minta melakukan langkah pro aktif dari puskesmas Munjungan mewaspadai adanya penyakit yang sering mendampak bila ada bencana seperti penyakit yang bisa menular", pungkas Bupati.(Humas)