Cuaca buruk selama tiga hari belakang ini mengakibatkan bencana alam di beberapa tempat. Salah satunya SMPN 2 Bendungan. Minggu dini hari (14/8) sekitar pukul 03.15 WIB bangunan MCK komunal yang sebelumnya berdiri kokoh, ambles setelah tanah tumpuannya terjadi longsor.
Tak hanya MCK itu saja, pada bangunan laboratorium, saat ini terlihat miring karena ada penurunan tanah pada salah satu sisinya. Selain itu MCK komunal yang sedang dibangun, terpaksa dihentikan karena ikut terdampak dan lokasinya sangat dekat dengan titik longsor. Ditaksir, kerugian yang dialami pemerintah akibat bencana ini lebih dari setengah Milyar.
Kejadian longsor ini pertama kali diketahui oleh, Supriyanto penjaga malam SMPN 2 Bendungan. Menurutnya sekitar pukul 03.15 saat sedang tertidur dirinya mendengar suara berderak, seperti orang membuka pintu. Sebelumnya dia tidak curiga dengan sumber suara tersebut. Lama kelamaan suara ini lebih keras, setelah dilihat ternyata bangunan MCK sekolah terkena longsor. Mengetahui hal ini, Supriyato segera melaporkan kejadian tersebut kepada atasannya dan diteruskan ke Dinas Pendidikan dan BPBD.
Mendengar hal ini, Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc., didampingi Kadisdik, Kepala BPBD , Kabag Humas dan Protokol, langsung tinjau lokasi longsor. Di lokasi bencana, bupati muda ini menggali informasi dari jajarannya dan masyarakat sekitar mengenai riwayat sekolah untuk bisa memastikan kebijakan yang bisa diambil. Pasalnya menurut bupati sekolah apabila tidak ada MCK pastinya tidak layak dan tidak sehat.
Dikonfirmasi usai meninjau lokasi bencana, bupati menyampaikan, "saya kesini memang untuk mengecek langkah apa yang bisa kami lakukan. Dampak dari longsor ini pertama saya jelaskan, longsor ini sudah ada sejak 2004. Lokasi ini sudah aman sebenarnya, namun tiba-tiba kemarin terjadi longsor dan ambles."
"Bangunan MCK yang selama ini beroperasi ambles dan mengancam bangunan lain (laboratorium) yang posisinya sudah miring. Sebenarnya tahun ini kita juga membangun MCK yang lebih representatif, namun ikut juga terdampak bencana ini. Padahal bangunan sudah lebih setengah jalan dan terpaksa kita hentikan."
"Kebijakan yang bisa diambil, tadi kepala sekolah melaporkan ada ruang kelas yang bisa digunakan untuk laboratorium. Solusi yang paling cepat harus kita ambil, sehingga ada MCK yang bisa digunakan untuk siswa, pasalnya MCK yang sudah berjalan sudah rusak dan yang sedang dibangunpun tidak dapat kita pergunakan," jelas bupati.
"Saya perintahkan untuk memasang garis larangan di lokasi longsor sehingga tidak ada siswa yang bermain disana, untuk mengurangi resiko bahaya. Pasalnya tanah disampingnya sudah terlihat retak," pungkasnya.