Pengentasan kemiskinan ekstrem benar benar menjadi prioritas bagi Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Di sektor Pertanian Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah menyipakan beragam skenario untuk bisa mengentaskan permasalahan tersebut.
Dalam kegiatan studi banding Paguyuban Gapoktan se Kabupaten Trenggalek di Kecamatan Gandusari, Rabu (2/8/2023) Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menymikan beberapa upaya yang akan dilakukannya. Dantaranya membuat data terpilah hingga membiayai bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani yang masuk dalam data kemiskinan ekstrem.
"Untuk pengentasan kemiskinan ekstrem kita sudah membuat data terpilah. Jadi kemiskinan ekstrem itu ada sekitar 10 ribuan orang. Kemudian yang berstatus petani itu berapa? Dinas Pertanian lewat penyuluh sudah melakukan identifikasi," tuturnya.
Ternyata yang ditentukan petani, ada juga yang ODGJ. Kemudian lansia yang sudah tidak produktif. Nanti data ini akan kita pilah mana yang produktif.
Kemudian akan kita sesuaikan programnya dengan cara kita punya varietas baru yang tahan cuaca, tidak butuh banyak air, yaitu Ubi Gading yang dikembangkan. Ubinya seperti Ubi Cilembu, lebih mudah cara perawatannya. Itu nanti yang ditanam atau dengan Green House.
"Karena kita juga sudah menyiapkan subsidi bunga. Kemudian kalau petani-petani katakanlah mengakses KUR bunganya dibiayai oleh pemerintah. Apakah mereka nanti akan membikin Green House untuk tanaman atau menanam produk pertanian seperti buah atau holtikultura, lewat peternakan atau seperti apa, kita maksimalkan," tutupnya.
Dalam kesempatan itu Bupati Trenggalek mengajak para petani bisa meningkatkan kapasitasnya, sehingga hasil pertaniannya dapat terserap oleh masyarakat. Salah satunya dengan mengajak seluruh Paguyuban Gapoktan se Kabupaten Trenggalek untuk melakukan Studi banding dengan Gapoktan Tani Bersinar.
Selain menciptakan pasar dengan mengeluhkan edaran kepada ASN untuk membeli beras petani lokal Trenggalek, pertani Trenggalek coba didorong untuk mau mengunakan serta bisa membuat pupuk dan pestisida organik sendiri. Dengan begitu harapannya selain bisa menekan biaya produksi karena pupuk dan pestisida nya murah (buatan sendiri), hasil pertanian mereka semakin sehat karena terhindar dari unsur kimia. (Prokopim Trenggalek)