Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin ajak Paguyuban Gapoktan se Kabupaten Trenggalek untuk melakukan Studi banding dengan Paguyuban Gapoktan Tani Bersinar di Aula Kecamatan Gandusari. Tujuannya untuk sama sama belajar bagaimana caranya menghasilkan beras dengan kualitas yang baik.
Selain itu juga bagaimana cara membuat pupuk dan pestisida sendiri. Selama ini para petani tergantung pada pupuk dan pestisida pabrikasi yang keberadaannya semakin langka dan mahal. Menyikapi hal ini Bupati Trenggalek melalui Dinas Pertanian dan pangan mencoba mendorong petani mengurangi biaya produksi dengan membuat pupuk dan pestisida sendiri.
"Ini teman teman gapoktan saling belajar dengan paguyuban. Jadi syarat belajar bagaimana caranya menghasilkan beras yang kualitasnya baik," ucap Bupati Trenggalek usai membuka kegiatan Studi banding tersebut, Rabu (2/8) di Aula Kecamatan Gandusari.
Lebih lanjut Bupati Trenggalek menambahkan, "terus intinya kita juga sosialisasi, selama ini kita sudah membuat surat edaran kepada ASN itu beli beras kepada petani lokal. Sebenarnya edaran ini dalam rangka menggerakkan ekonomi lokal. Pak Presiden sendiri saja pingin TKDN, produk-produk dalam negeri itu diserap lebih, apalagi ini di level petani," terangnya.
Kita tahu siapa yang menjamin petani terkait pemasarannya. Mereka kalau tidak kena ijon, harganya juga murah. Jadi yang harus melindungi pertama kali ya kita sebagai abdi negara. Kita yang selama ini digaji oleh rakyat juga harus peduli kepada rakyat dengan membeli beras petani lokal kita.
Beras sendiri merupakan salah satu kebutuhan pokok, untuk itu tentunya harga beras tidak akan mahal diluar jangkauan masyarakat. Dikarenakan bila harganya mahal maka akan berimbas inflasi. Harga kebutuhan pokok lainnya juga naik kemudian mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat.
Jadi jalan satu satunya untuk bisa melindungi petani tentunya dengan menciptakan pasarnya dan juga menekan biaya produksi. Dengan begitu perekonomian lokal dalam hal ini hasil pertanian bisa bergerak. (Prokopim Trenggalek)