Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc., serahkan bantuan 2 alat oksigen konsetrator saat kunjungi Kabupaten Trenggalek, Kamis (12/8).
Kedatangan akademisi jebolan Harvard Univesity ini ditujukan untuk memantau perkembangan penyebaran kasus Covid 19 di Trenggalek, menyusul beredarnya video over kapasitas perawatan di RSUD dr. Soedomo Trenggalek.
Mantan Bupati Trenggalek ini ingin memastikan kebenaran video tersebut sekaligus memastikan keadaan sebenarnya Covid 19 di Trenggalek. Bantuan 2 alat oksigen konsentrator sendiri diharapkan bisa membantu menhoptimalkan penanganan pasien Covid, meskipun jumlahnya tidak banyak.
Kedatangan wagub Jatim sendiri disambut langsung oleh Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammat Natanegara beserta jajaran. Turut serta Komandan Korem 081/DSJ Madiun Kolonel Inf. Waris Ari Nugroho yang kebetulan juga melakukan pantauan Covid di Trenggalek.
"Terima kasih kepada pak Danrem yang telah bergegas merespon adanya video terkait penuhnya atau overload Rumah Sakit RSUD dr. Soedomo Trenggalek. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada segenap Pemerintah Kabupaten Trenggalek, termasuk Pak Kadinkes maupun Direktur RSUD dr. Soedomo yang telah melakukan gerak cepat, mengkonversi unit non-Covid menjadi Covid untuk menampung pasien," ungkap Wagub Jatim itu disela kunjungannya. Kita khawatir apakah memang terjadi lonjakan pasien yang besar. Sebelum ini kami sempat berdiskusi dulu di pendopo, kita melihat data yang ada disini (Wagub Jatim menunjukan data di Laptopnya kepada awak media).
Jadi kita ingin melihat dulu, bagaimana sebenarnya posisi Trenggalek hari ini. Saya ingin menegaskan kepada teman-teman, bawasannya ini data yang ada di database kementrian kesehatan.
Sesuai data ini memang jumlah kematian di Trenggalek tergolong tinggi, sudah level 4. Tetapi kasus konfirmasinya masih level 2. Ini ada kemungkinan tingkat kematiannya memang lebih tinggi atau banyak kasus konfirmasi yang belum ditemukan.
Ternyata setelah kami crosscheck kepada rekan-rekan di pemkab, kenyataannya antigen sudah digencarkan selama ini. Di input ke dalam New All Record (NAR), tetapi tidak keluar dalam rekapan yang ada di kementrian kesehatan.
Ini yang akan kami laporkan kepada Pak Pangdam dan Ibu Gubernur. Selanjutnya akan ditindak lanjuti kedalam tatanan pemerintah pusat. Karena misalnya, kita tidak memberikan angka tersebut dengan tepat maka akan susah mengentrepertasikan kondisi ini dengan tepat.
Sambil menunjukkan data kementrian lagi, suami Arumi Bachsin ini menambahkan , "angka traching yang tercatat relatif kurang. Bisa jadi ini karena bukanya tidak dilakukan traching, namun mungkin terkendala dalam pengisian sistem yang disebut dengan SILACAK," jelasnya.
Mejurut datanya, sebenarnya mulai dari tanggal 30 terjadi upaya peningkatan traching, namun ini yang ingin kita pastikan apakah sudah mencerminkan betul kerja keras dari Pak Dandim, Pak Kapolres dan segenap Forkopimda, yang telah menerjunkan Babinsa, Babinkamtibmas untuk mengentri data.
1 kontak erat idealnya 15 yang di-traching. Target terakhir, seperti arahan Menko Marves itu 8. Cuma kenyataannya memang ada resistensi dari masyarakat yang ditraching. Inilah yang harus kita atasi segera. Salah satu yang prioritas yang ada di Trenggalek, minimal orang yang serumah itu, diantigen dahulu semua. Dan jangan keluar rumah dulu meskipun antigennya negatif.
Dengan begitu seharusnya angkanya akan berkurang, karena menurut data ini baru sekitar 50% yang ditindak lanjuti (sesuai data kementrian). Besok rencananya dari pihak pemkab akan memberikan data pembanding versinya pemkab. Sehingga memungkinkan kita bisa melakukan analisa situasi sekarang.
Yang paling urgen adalah memastikan rumah sakit Soedomo siap menampung pasien. Saat kita cermati situsinya, angka kematian ini kita khawatir, kaitannya dengan keterbatasan fasilitas ruang perawatan. Ternyata lonjakan yang terjadi itu juga karena beberapa rujukan dari rumah sakit darurat covid yang tidak sanggup menghendel pasiennya lagi.
"Saya ingin mengapresiasi langkah pak bupati, karena kondisi Trenggalek sudah benar bila memperbanyak rumah sakit darurat yang terdisentralisasi. Tinggal bagaimana kita mendorong masyarakat, bagaimana mereka memanfaatkan itu dengan sebaik baiknya," pujinya
Oksigen Konsentrator ini baru ada 2, tapi mudah mudahan bisa menambah manfaat untuk semuanya, tandas Wagub Emil Dardak.
Sedangkan Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammat Natanegara saat ditanya mengenai kondisi riil Covid 19 di daerahnya, menjelaskan "sebenarnya kita sudah mulai membaik, seperti tadi yang disampaikan oleh Pak Wagub bawasannya ini adalah salah satu ikhtiar kita untuk menjadikan Trenggalek ini benar benar bisa lebih baik lagi," jelasnya.
Patut disyukuri kita mendapatkan support dari Pemprov Jatim kemudian Korem 081/DSJ Madiun lanjut Wabup Syah menambahkan. "Tadi kita mendapatkan bantuan dari Pak Wagub 2 alat konsetrator oksigen, semoga dapat bermanfaat maksimal dalam penanganan wabah Covid 19 di Trenggalek. Semoga saja kita segera bisa merealiasasikan oxymeter untuk masyarakat nantinya," tukasnya. (Nur/ Dokpim)