Forkopimda Trenggalek mulai distribusikan sarana pendukung Kampung Tangguh Semeru (KTS) didaerahnya. Hal ini ditujukan untuk memperkuat wilayah yang sedang menjalankan mikro lockdown.
Bantuan itu meliputi sarana cuci tangan, peralatan disinfeksi hingga hazmat untuk melindungi Satgas di seluruh KTS yang ada. Kapolres Trenggalek, AKBP Dwiasi Wiyatputra menuturkan, sarana pendukung ini merupakan bantuan dari Pemprov Jatim.
Diharapkan dengan bantuan tersebut peran KTS dalam penanganan awal Covid 19 bisa lebih masif lagi, utamanya pada wilayah mikro lockdown. Lanjutnya menambahkan, "sehingga dengan sarana pendukung ini, bila diketahui ada yang terdampak, 3 pilar dan nakes yang ada bisa segera melakukan upaya pencegahan awal," tandasnya, Kamis (2/8/2021) di Mako Polres Trenggalek.
Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammat Natanegara menambahkan, "perinsipnya kita sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan di Mapolres Trenggalek ini. Yang mana bantuan ini merupakan hibah dari Provinsi Jawa Timur," imbuhnya.
"Tentunya kami juga sangat berterima kasih kepada Pemprov Jatim, yang telah membantu kami dengan menghibahkan peralatan keselamatan Covid 19 untuk 3 pilar, dalam menjaga keselamatan masyarakat di Trenggalek," lanjutnya.
Setiap KTS sendiri akan mendapatkan kelengkapan dukungan mulai dari kelengkapan keamanan lingkungan. Mulai dari desinfektan, alat semprot punggung hingga hand sanitizer.
Sedangkan untuk peralatan kesehatan diantaranya baju APD, masker, sarung tangan non steril, sepatu boat, faceshield, tisu kering, sabun cair, thermogun maupun tempat cuci tangan.
Begitu juga dukungan sarana lainnya seperti posko, kasur busa dan pos keamanan. Termasuk juga dengan peralatan sosialisasi mulai banner, pamflet dan yang lainnya. Dengan sosialisasi diharapkan masyarakat menjadi paham pentingnya menjaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan untuk terhindar dari wabah Covid 19.
Selain mendistribusikan sarana pendukung KTS, Forkopimda juga melepas petugas tracher secara simbolis dalam kegiatan ini. Dengan begitu, testing dan traching akan dilakukan lebih masif lagi dengan melibatkan 3 pilar desa dan nakes.
Diharapkan dengan semakin masifnya testing dan traching ini, masyarakat yang terpapar bisa segera mendapatkan penanganan. Selain itu dengan diketahui lebih dini, mata rantai penularan dapat segera diputus.
Dalam berbagai kesempatan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak takut di testing dan traching. Menurutnya penyakit ini bukannlah momok yang menakutkan. Lebih baik diketahui lebih awal, sehingga dapat segera mendapatkan penanganan serta menghindari gejala klinis yang lebih parah yang bisa berakibat pada kematian. (Nur/ Dokpim)