Pencarian 8 nelayan asal Trenggalek yang hilang resmi dihentikan. Sempat diperpanjang selama 2 hari namun hasilnya masih nihil penemuan. Meninjau posko pencarian di Tasikmadu, Bupati Trenggalek berharap pencarian bergerak secara Society Community.
Diharapkan komunitas nelayan yang berada di pesisir selatan bila menemukan korban baik dalam keadaan hidup atau sudah menjadi jenazah diharapkan bisa melakukan evakuasi terlebih dahulu dan menginformasikan sehingga selanjutnya dilakukan identifikasi.
Kejadian aebelumnya sebuah kapal jenis Purse Seine atau di kenal nelayan dengan Slerek berpenumpang 23 abk, mengalami laka laut di perairan Blitar. Sebanyak 15 orang dinyatakan selamat dan 8 nelayan lainya hingga kini masih belum di temukan.
Meninjau Posko pencarian, Mas Ipin m nyampaikan, "kita posisinya masih nihil, secara SOP 7 hari pencarian, kemudian kemarin sempat ditambah 2 hari. Sejak hari pertama menurut keterangan teman-teman yang ada di lapangan situasi ombak tinggi dan berkabut di sekitar lokasi," ungkap kepala daerah muda itu, Minggu (17/9).
Kemarin kita sempat punya harapan, sambungnya menambahkan "karena ditemukan mister x di daerah Malang. Tetapi secara identifikasi ciri-ciri ternyata tidak ada yang identik dengan korban. Kita berharap, semoga nanti ada informasi dan info ini sudah mulai tersebar dari pesisir Trenggalek. Tentu hingga Blitar, Tulungagung hingga Malang," imbuhnya.
Harapannya juga nanti kalau nelayan menemukan sesuatu yang seperti itu, boleh dilakukan evakuasi dulu kemudian nanti kita identifikasi. Karena kita juga butuh waktu untuk menempuh jarak karena posisi kejadian di gayasan. Kalau dari bibir laut tadi kurang lebih sekitar 3 mil.
Jadi menurut saya seluruh pesisir selatan jawa, yang memungkinkan ketemu dengan korban, baik dalam keadaan masih hidup atau dalam keadaan sudah menjadi jenasah. Tolong dilakukan evakuasi dahulu dan memberikan kabar kepada kami sehingga kami bisa mengidentifikasi.
Kalau operasinya secara resmi memang sudah ditutup, tapi kita sekarang bergerak secara society community untuk seperti tadi saya berharap para nelayan kalau menemukan sesuatu bisa segera di infokan kepada kami.
Langkah kedepan mengantisipasi dan meminimalisir jatuh korban ketika terjadi laka laut Pemerintah Kabupaten Trenggalek mencoba melakukan berbagai upaya. Diantaranya menghimbau nelayan untuk wajib pakai pelampung saat melaut.
"Karena kita baru mengusulkan anggaran baru, seperti yang saya sampaikan kemarin mereka harus terlindungi oleh pelampung. Tapi pelampunya bukan yang berbentuk rompi, karena itu mengganggu mobilitas mereka bekerja."
Nanti pelampungnya seperti pelampung pinggang (sabuk). Jadi lebih simpel, kemudian bila siruasi dingin bisa dijaketi dan situasi panas tidak pakai baju juga masih bisa dipakai. Kemudian nelayan kita juga nelayan dengan kapal dengan Gross Tonnage yang cukup kecil. Apalagi korban kemarin itu nelayan perahu slerek rata-rata. Jadi itu yang diutamakan pertama dan trnyu proteksi untuk keluarga BPJS tenaga kerjanya dan lain-lain nanti di cukupi.
"Saya berharap juga nelayan jangan nekat kalau dari Syahbandar mengumumkan BMKG kondisi cuaca seperti apa. Tolong sebelum melaut juga dipastikan. Karena ceritanya kemarin itu posisi mereka sudah mau pulang, kemudian tiba tiba kabut dan jarak pandang terbatas. Selanjutnya terbawa ke tepian dan dihantam ombak," tutup Mas Ipin. (Prokopim Trenggalek)