Dianggap cukup inspiratif, Musyawarah Perencanaan Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan ( Musrena Keren) dan Sekolah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan (Sepeda Keren) Kabupaten Trenggalek mendapat atensi Pemprov Jatim.
Melalui Forum Inspirasi Kecamatan Provinsi Jatim, Kamis (23/9/2021) Musrena dan Sepeda Keren Trenggalek coba dikenalkan kepada seluruh Kabupaten/ Kota di Jawa Timur. Harapannya bisa menjadi program inspirasi yang dapat diduplikasi maupun direplikasi oleh daerah lain. Tentunya diharapkan bisa menjadi solusi bagi daerah lain untuk menjawab perencanaan dan penganggaran yang inklusif dan berpihak pada kelompok rentan.
Musrena dan Sepeda Keren sendiri merupakan program yang ditujukan memberikan ruang kepada perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lebih berdaya maupun ikut berkontribusi dalam pembangunan.
Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan ditujukan melibatkan partisipasi seluruh elemen masyarakat termasuk kelompok rentan dalam pembangunan. Karena diyakini oleh Pemkab Trenggalek pembangunan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga menjadi tanggung semua elemen masyarakat. Sehingga partisipasi masyarakat dianggap penting, sehingga aspirasi mereka bisa terakomodir.
Kalau dulu penyusunan pembangunan lebih didominasi oleh para laki-laki, dengan program ini perempuan dan kelompok rentan berani bersuara. Selain diajak berkontribusi dalam perencanaan pembangunan, perempuan dan kelompok rentan diperkuat melalui Sepeda Keren agar lebih berdaya.
Puji Suryanto, kader Sepeda Keren Kecamatan Munjungan, menceritakan "di Musrena dan Sepeda Keren kami diajarkan untuk bersuara dan belajar untuk menyusun perencanaan pembangunan," tutut karder yang mempunyai keterbatasan fisik sejak lahir itu.
"Dari nol yang dulunya kita tidak tahu bagaimana cara menyampaikan aspirasi atau bahkan menyusun perencanaan pembangunan, kita menjadi lebih berani dan pede menyuarakan aspirasi," lanjut Puji dalam Forum Inspirasi Kecamatan Provinsi Jatim,
Diundang untuk berbagi cerita, pengalaman sebagai kader Sepeda Keren, Puji mengajak seluruh penyandang disabilitas dimanapun berada, untuk tetap semangat dan tidak mudah putus asa. "Dengan terus berusaha, kita bisa," tandasnya.
Mewujudkan pemerintah yang inklusif menjadi cita-cita besar, Bupati Trenggalek. Dipercaya kembali oleh masyarakat untuk memimpin Trenggalek, Mochamad Nur Arifin ingin pemerintahan yang responsif gender dan kerentanan diwilayahnya. Tidak hanya sebatas slogan, responsif gender dan kerentanan ini benar-benar diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Regulasi dipersiapkan, implementasi juga diterapkan, Sepeda dan Musrena Keren menjadi salah satunya.
Kesuksesan ini tentunya juga tidak lepas dari peran serta mitra Pemkab Trenggalek, Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan Kemitraan Pemerintah Australia-Indonesia (KOMPAK) yang senantiasa mendampingi pemerintah dan masyarakat Trenggalek. Bovi, perwakilan KOMPAK untuk Trenggalek menuturkan, "Saat ini di beberapa desa telah terbentuk desa yang ramah disabilitas, desa ramah anak dan desa ramah perempuan. Sepeda Keren telah direplikasi di 78 desa, 8 Kecamatan. Selain itu juga telah terbentuk 511 kader Sepeda Keren," tuturnya di Harris Hotel, Surabaya.
Kesadaran pemerintah desa muncul dengan adanya 2 program ini, sehingga ikut memberikan ruang bagi perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan untuk ikut berkontribusi melalui dukungan anggaran dan kebijakan di tingkat desa, tandasnya. (Nur/ Dokpim)