Sabtu 24 September 2016 Mendengar masyarakatnya terkena musibah tanah lonsor Wakil Bupati Trenggalek H. Moch Nur Arifin langsung meninjau lokasi longsor di Desa Sumberdadi Kecamatan Trenggalek. Tiga rumah warga sebagian temboknya jebol diterjang material longsor. Salah satu rumah yang tedampak longsor ini adalah rumah Munawar Kades Sumberdadi. Diceritakan oleh warga kejadian longsor ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB pada Jum'at 23 September 2016. Ketika itu hujan lebat turun sejak sore dan warga mendengar suara berderak keras. Setelah dilihat ternyata material longsor yang membentur tembok rumah warga. Material longsor ini terjadi pada tiga titik yang berbeda.
Sabtu itu, Wakil Bupati H. Moch Nur Arifin pertama meninjau rumah Mbah Jayah nenek 80 tahun RT. 09/RW. 05 Dusun Mojo Sumberdadi Trenggalek yang tembok kamarnya jebol terkena material longsor. Saat ini nenek tersebut terpaksa harus tinggal di rumah tetangga pasalnya ditakutkan ada longsor susulan. Selain itu karena temboknya jebol akibatnya tidak bisa ditempati. Selama ini Mbah Jayah tinggal sendiri di rumahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati H. Moch Nur Arifin memerintahkan kepada jajarannya untuk mengusulkan rumah nenek ini dimasukkan kedalam program bedah rumah, pasalnya selain terkena musibah tanah longsor ini, memang kediaman nenek ini layak mendapatkan program tersebut. "Lantai rumah masih berupa tanah, sebagian besar temboknya pun masih gedek (anyaman bambu), sehingga layak mendapatkan bantuan itu", ungkap Wakil Bupati
Dari rumah Mbah Jayah Wakil Bupati melanjutkan tinjauan ke rumah Kades Sumberdadi Munawar RT.10/RW 05 Dusun Mojo Sumberdadi Trenggalek. Sebagian rumah kades ini juga tertimbun material longsor. Saat dikunjungi nampak warga masih bergotong royong membersihkan material longsor. Peninjauan dilanjutkan ke Mbah Supi umur 85 RT.12/RW.06 Dukuh Ngembes Dusun Mojo Sumberdadi Trenggalek yang tinggal dengan putrinya Nur Janah. Material longsor mengenai dapur rumah nenek yang sedang sakit ini.
Pada kesempatan ini, saat dikonfirmasi Wabup menyampaikan bahwa untuk mitigasi bencana memang sulit, pasalnya warga sudah puluhan tahun mendiami kediaman yang sebenarnya berada di daerah yang tidak layak huni. Mereka terpaksa harus mendiami dan bahkan beranak pinak disana untuk sebuah keluarga disini. Memang daerah kita pegunungan dan banyak lereng-lereng, kalaupun harus pengadaan teras iring atau plengseng, kan tidak mungkin ada untuk melindungi satu rumah saja. Itukan secara politik anggaran masih butuh pertimbangan",imbuhnya.
Disampaikan lebih lanjut, tetapi dalam waktu dekat kita akan coba dari hulunya, biar balai nanti melihat, kecenderungan kita banjir, air meluber dan akhirnya tanah longsor ini sumbernya karena apa. Apakah memang keadaannya kita sudah kritis, hutan-hutan yang gundul coba kita ceck juga. Kita ini lahannya banyak lahan perhutani area lindungnya dan serapannya mestinya cukup baik. Nanti kita coba ceck seperti apa",Pungkasnya. (Humas)