Memiliki kawasan kebun cokelat rakyat terluas di Jawa Timur membuat Kabupaten Trenggalek terus berinovasi terhadap komoditas ini. Untuk meningkatkan produktivitas, inovasi dan kreasi dari Kakao, Kabupaten Trenggalek membuat “Rumah Kakao” yang bertempat di Kecamatan Karangan. Berbagai olahan cokelat bisa di produksi di rumah kakao ini. Mulai dari permen cokelat, bubuk cokelat, kopi cokelat dan masih banyak produk olahan lainnya yang berbahan dasar Kakao dari perkebunan rakyat.
Semua produk olahan cokelat tersebut dibranding dengan nama “Tyco”. Rencananya rumah kakao ini nantinya, selain digunakan untuk produksi berbagai macam olahan cokelat, kedepannya rumah Kakao ini akan dijadikan sebagai tempat wisata edukasi cokelat. Pengunjung selain dapat menikmati produk olahan cokelat, mereka juga berwisata edukasi bagamana proses pengolahan cokelat dan masih banyak pengetahuan lainnya mengenai cokelat. Rabu, 21 September 2016 kemarin Bupati Trenggalek Dr Emil Elestianto Dardak, M.Sc, usai menyerahkan bantuan peralatan pertanian kepada beberapa gapoktan, sempatkan diri mengunjungi rumah kakao yang proses pembangunannya hampir selesai dikerjakan. Didampingi Kadispertahutbun dan bebrapa pejabat di lingkup Pemkab Trenggalek, bupati tinjau satu persatu bangunan hingga proses pembuatan cokelat.
Pada kesempatan tersebut, saat dikonfirmasi mengenai kakao ini, Bupati Trenggalek Dr Emil Elestianto Dardak, M.Sc, menyampaikan “ini merupakan fakta yang mengejutkan bahwa Trenggalek itu iconnya banyak sekali. Cengkehnya banyak, Duriannya banyak, cokelatnya banyak, kopinya banyak (untuk kopi bukan yang terbanyak) yang bisa kita gali. kalau kopi, cokelat atau duriannya banyak maka kita harus lebih optimal lagi memanfaatkan. Rumah ini bukan sekedar namanya rumah Kakao atau coklat, disini coklat sudah bisa kita olah menjadi sebuah produk yang dibranding dengan nama “Tyco”. Jadi coklat-coklat yang sebenarnya kedepannya ketika saya pernah bermain di Sarinah, ketemu dengan Indonesian Chocolate Brand, yang rasanya itu ketika saya coba bisa bersaing dengan rasa cokelat dari Swiss. saya sudah berencana membawa sample-sample ini kesana. Mereka mempunyai museum cokelat, itupun tempatnya kecil”.ungkap Bupati.
Sedangkan tempatnya lebih luas seperti ini, kita bisa buat tempat wisata edukasi untuk anak-anak sekolah, supaya mereka lebih tertarik lagi untuk mengembangkan potensi perkebunan cokelat yang ada di Trenggalek ini. Yang paling penting sebelum peningkatan produksi, tentu kita harus punya standart kualitas dan target pasar yang jelas. Sumber daya manusianya harus kita persiapkan, utamanya SDM di hilir. selanjutnya secara on-farm kita tingkatkan produktivitas masyarakat. saat ini ada tekhnologi penanaman yang akarnya ditambah satu batang lagi agar ada kecukupan asupan unsur haranya. Hal-hal seperti ini yang perlu kita dorong sehingga kebun cokelat rakyat yang sudah terluas se-Jawa Timur tadi produksinya bisa lebih tinggi. Dan masih banyak lagi, namun yang paling penting adalah mengintegrasikan semuai ini dengan pariwisata kita. karena tentunya orang bila sudah dengar di Trenggalek salah satu oleh-olehnya cokelat yang benar-benar di produksi di sini, malah kita bisa bikin varietas khusus. misalnya cokelat yang digabung dengan cengkeh untuk aromanya atau apa, karena cokelat itu banyak kreasinya. karena saya pernah merasakan cokelat dengan biji kopi. yang tidak suka memang rasanya akan sedikit pahit, namun ada juga orang yang suka gigitin biji kopi. Kreasinya banyak sekali dan ruangnya unlimited atau tidak terbatas. yang terpenting fasilitasi kita agar industry dihilir bisa berkembang”, pungkas Bupati. (Humas)