Bupati Trenggalek, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, tinjau langsung penanganan longsor di KM 16 Jalan Raya Trenggalek-Ponorogo, Selasa (4/9/2018). Material longsor menutup sebagian badan jalan sehingga membuat lalu lintas arah ke Ponorogo maupun masuk ke Trenggalek ditutup sementara, maupun diberlakukan sistem buka tutup.
Didampingi Penjabat Sekda, Drs Pariyo, Pejabat BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) VIII Surabaya dan beberapa kepala OPD, Bupati yang terpilih menjadi Wakil Gubernur Jatim tersebut sempatkan diri menyapa pengendara kendaraan yang melintas.
Selain meminta maaf atas ketidak nyamanan jalur akibat longsor, bapak dua anak ini juga menghimbau kepada sopir yang melintas untuk berhati-hati, masih banyak material batu yang jatuh.
Longsor yang terjadi di KM 16 bukanlah akibat bencana alam, melainkan memang ada kegiatan pembangunan penahan tebing. Dikarenakan struktur tanah yang memang sangat labil longsor dilokasi ini tidak dapat dielakkan.
Longsor juga mengakibatkan pelaksanaan pembangunan tembok penahan tebing yang dilaksanakan oleh BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) VIII Surabaya menjadi terkendala.
Bupati Trenggalek, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, saat dikonfirmasi awak media menjelaskan "tahun lalu hingga tahun sekarang kita selalu mengalami longsor di wilayah ini, KM 16 hingga KM 18 Jalan Raya Trenggalek-Ponorogo," jelasnya.
Lebih lanjut Emil Dardak menerangkan, makin hari lokasi longsor ini makin berbahaya, longsoran ini mengakibatkan juga pergerakan tanah sehingga jalan ini semakin lama semakin miring dan sangat berbahaya.
Bila di diamkan hal ini bisa menjadi bom waktu dikemudian hari. Maka dari itu dulu kita mengundang PU Binamarga, yang didahului dengan kunjungan langsung Pak Dirjen PU waktu itu.
Disepakati tahun lalu dilakukan Detail Engineering Design (DED) sebagai bentuk keseriusan pemerintah untuk menangani permasalahan ini agar tidak menjadi bom waktu dikemudian hari.
Tentunya penanganan ini merupakan perjuangan yang tidak mudah dan tidak murah. Akan ada beberapa titik perbaikan, di KM 16 dan beberapa titik di KM 17 dan KM 18 serta di sekitar Patung Reog perbatasan Trenggalek-Ponorogo yang sudah miring.
Kita berdoa agar jalur ini bisa segera dipulihkan dan tebing-tebing yang ada bisa diperkuat, tutur Bupati Trenggalek ini.
Pernyataan Bupati Trenggalek ini dibenarkan oleh Ramelan, salah satu pejabat di BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) VIII Surabaya, menurutnya pekerjaan ini merupakan permintaan dari Pak Bupati sendiri yang melihat di KM 16 hingga KM 18 sering terjadi longsor.
Setelah ada usulan dari Bupati Trenggalek, usulan ini segera kami teruskan ke Jakarta. selanjutnya dilakukan study (DED) yang berlangsung hampir satu tahun lamanya dengan menggandeng tim geologi dari ITB dan UGM yang kita libatkan langsung dalam penelitian ini.
Setelah hasil study ini selesai, kita terima hasil study ini berupa design proyek yang selanjutnya kita proses untuk pelaksanaan proyeknya, tegasnya. (Humas)