Pemkab Trenggalek, melalui Dinas Sosial P3A berikan terapi Trauma Healing kepada pedagang Pasar Pon Trenggalek, Selasa (4/9/2018). Kegiatan pemulihan dari rasa trauma kepada pedagang ini dilaksanakan di Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek.
Tercatat Tim Terpadu Penanggulangan Bencana Kebakaran Pasar Pon ada seratus lebih pedagang yang terguncang dikarenakan lokasi mereka menggantungkan hidup ludes terbakar. Trauma mendalam dialami para pedagang ini.
Untuk mendorong para pedagang ini kembali bangkit dari keterpurukan yang ada Pemerintah Kabupaten Trenggalek hadir untuk memberikan terapi pemulihan tersebut.
Cristina, Kabid Pusat Pelayanan Terpadu, Dinas Sosial P3A yang membantu proses perlindungan sosial di dinas ini menyampaikan Trauma Healing ini ditujukan untuk pemulihan kondisi psikologis bagi pedagang yang mengalami gangguan psikologis akibat bencana, sedangkan yang kita layani pada kali ini adalah korban bencana kebakaran Pasar Pon, ungkapnya.
Lebih lanjut wanita ini menambahkan, menurut catatan jumlah pedagang yang mengalami gangguan psikologis lebih dari 100 orang, namun karena hanya menampung 60 orang saja trauma healing ini kita bagi menjadi dua tahap, pagi hari ini dan siang hari nanti, tutur Tina.
Layanan yang kita berikan adalah pemeriksaan kesehatan fisik dari Tim Medis RSUD Dr. Soedomo Trenggalek. Selain itu juga ada Psikolog klinis yang kita datangkan dari Surabaya, untuk membantu motivasi diri bagi para pedagang, trauma healing itu sendiri dan self healing (memastikan mereka untuk bisa mengobati sendiri pada saat trauma itu muncul ketika pedagang ini tidak dalam pendampingan petugas).
Kegiatan pemberian Terapi Trauma Healing kepada Pedagang Pasar Pon ini juga dibenarkan oleh Kadinsos P3A Kabupaten Trenggalek, dr. Ratna Sulistyowati, MM. Menurutnya Trauma Healing ini merupakan langkah tindak lanjut dari penanganan pasca bencana kebakaran Pasar Pon.
Trauma Healing ini ditujukan untuk mengurangi, bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami maupun yang diakibatkan syok atau trauma, tegas dr. Ratna. (Humas)