Hal ini disampaikan menyusul banyaknya kejadian bencana hidrometeorologi basah banjir, tanah longsor dan tanah gerak yang terjadi belakangan ini di Trenggalek. Menurutnya keberadaan hutan memang harus bisa memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat desa hutan. Namun tidak lantas kebermanfaatan itu terus dengan cara merusak hutan menebang pohon tanpa meremajakan kembali komoditas hutannya.
Kebermanfaatan hutan sendiri tidak hanya dengan menebang hutan kemudian menggantikannya dengan komoditas pangan. Banyak opsi opsi lain yang lebih berpihak pada kelestarian hutan.
"Hari ini kita menerima sharing getah pinus dari Perhutani. Ada KPH Kediri, mulai dari Tulungagung, Trenggalek, kemudian Nganjuk dan juga Kediri yang difokuskan di sini," ucap Bupati Trenggalek dalam kegiatan itu.
Pak Wakadivre sendiri yang menerimakan, sambungnya menambahkan, "total ada Rp. 3 koma sekian miliar, dan untuk Trenggalek Rp. 1,2 miliar. Tadi langsung dibagikan ke LMDH. Termasuk kita tadi berdiskusi bagaimana hutan ini bisa menambah penghasilan namun juga mengurangi resiko bencana," imbuhnya.
Harapannya hutan semakin lestari. Semakin lestari disini maksudnya, masyarakat juga mendapatkan penghasilan dan untuk alam juga menjaga ruang hidup. Dengan begitu resiko bencana bisa terkurangi dan ekonomi masyarakat bisa tumbuh. Ada banyak opsi-opsi yang bisa kita diskusikan, semoga ada tindak lanjut kedepannya.
"Melestarikan hutan itu jangan dipandang hanya menjadi petani atau menanam sesuatu di hutan saja. Kalau konsepnya hanya menanam sesuatu di hutan akhirnya pilihannya tanaman musiman yang jangka pendek. Sehingga yang ditanam bukan tanaman-tanaman hutan yang dipaksakan. Tentunya lama kelamaan bisa membahayakan juga bagi keberlangsungan kita," jelasnya.
Kalaupun tanamannya tanaman kayu yang tidak ada buahnya, bisa kemudian digunakan sebagai rumah kayu ataupun yang lainnya. Sehingga yang dijual bisa pariwisatanya, kemudian kayunya bisa diambil pinus-nya," lanjut Bupati Arifin memberikan contoh.
Jangan kemudian kayu kemudian ditebang dan tidak di re-planting. Ini tadi yang kita kasih masukan kepada masyarakat desa hutan sehingga kemudian menanam sesuatu, kemudian diatasnya berbuat sesuatu. Bahkan kalau mau buka rumah makan atau tempat makan di tengah hutan bagus juga, tanpa harus menebang pohon. Sehingga rejeki itu bisa diambil dari hutan tanpa merusak hutannya.
Waka Divre Jatim Perum Perhutani, Toni Kuspuja sangat mendukung opsi-opsi kelestarian lingkungan yang diusulkan oleh Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin. "Tentunya kami sangat mendukung ide-ide baik ini. Pada intinya Perum Perhutani harus mendukung rencana-rencana pembangunan khususnya dikawasan hutan. Kita mensupport apapun perencanaan yang dicanangkan oleh Bupati Arifin. Salah satu yang menjadi program prioritas kami adalah percepatan tentunya dengan Pemerintah Kabupaten Trenggalek, masyarakat dan pihak swasta di bidang pariwisata yang supporting terhadap agro," ungkapnya.
Lebih lanjut Toni menambahkan, "tadi arahan pak bupati adalah agro yang ber-wawaskan lingkungan. Ada skema-skema ekonomi yang di situ melibatkan masyarakat di sekitar desa hutan.
Terakhir saya sangat bangga punya Pak Bupati yang mempunyai wawasan lingkungan untuk menjaga bersama dari bencana-bencana alam yang mungkin akan terjadi. "Mari kita jadikan hutan menjadi salah satu benteng, paling pokok yang bisa menjaga atau mengurangi dampak-dampak atau resiko terhadap bencana alam yang terjadi," tandas Toni Kuspuja H. Wakil Kepala Divisi Regional Jawa Timur Perum Perhutani itu. (Prokopim Trenggalek)