Benar benar diuji dengan bencana hidrometeorologi basah, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin kembali turun meninjau bencana longsor dan tanah gerak, Senin (24/10/2022).Kali ini di Desa Timahan, Kecamatan Kampak.
Ada 13 KK yang terdampak bencana tanah longsor dan tanah gerak di tempat ini. Jalan dan rumah warga terlihat retak-retak. Bahkan salah satu warga berinisiatif merobohkan rumahnya yang sudah doyong. Pemilik rumah takut bangunan rumahnya roboh mengenai rumah warga yang lain.
Sebelumnya 16 KK di Desa Pandean, Dongko dipaksa mengungsi karena kediamannya retak akibat tanah gerak. Kejadian tanah gerak di tempat ini terjadi menahun dan kembali bergerak di awal Bupal Oktober ini. Kejadian baru semakin parah, retakan dinding rumah semakin besar.
Selain di Pandean, di Dusun Pule, Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, bencana hidrometeorologi basah juga mengancam 37 rumah (51 KK). Sebelumnya 4 rumah pada, Selasa (18/10) lalu rata dengan tanah akibat tersapu tanah longsor.
Dari hasil mitigasi Pemerintah Kabupaten Trenggalek, tempat itu tidak aman untuk pemukiman dalam jangka waktu lama.
Belum selesai dengan dua lokasi itu, ujian datang lagi, warga Desa Timahan diresahkan dengan kejadian bencana yang sama. Retakan tanah di tempat ini semakin parah, bahkan saat tidak turun hujan sekalipun pergerakan tanah terus terjadi. Kata Dul Mongin, Kepala BPD setempat, "kalau hujan seperti kota mati, warga pilih mengungsi karena takut tinggal dirumah," ucapnya.
Saat ini, sambung purna penyuluh KB itu, "warga terdampak berharap bisa segera di relokasi. Mereka ingin aman dan tidak ingin merepotkan sanak saudara terus menerus, karena menumpang tinggal bila hujan turun," terangnya.
Meninjau bencana itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menuturkan, "hari ini saya kembali mengecek bencana tanah longsor, tanah gerak di Desa Timahan, Kecamatan Kampak," ujarnya.
Ada 13 KK yang terdampak yang butuh relokasi. Karena di sini rata-rata lahan hutan, saya minta kepada warga, sebelum apakah kita menggunakan lahan hutan untuk relokasi saya dorong untuk mencari tanah pemajakan yang pemerintah bisa beli.
"Dengan begitu kita bisa siapkan relokasi yang lebih aman. Karena warga masyarakat sudah sangat resah di sini. Meskipun tidak hujan retakannya semakin lama juga semakin meluas," tandasnya.
Sama dengan bencana tanah gerak di Panden dan Sumurup, Bupati Trenggalek melihat lokasi bencana di Timahan ini juga tidak aman untuk hunian dalam jangka yang panjang. Sehingga solusi penanganannya dengan merelokasi mereka. (Prokopim Trenggalek)