Wagub Jatim sendiri terjadwal Rabu (19/20) mengunjungi sejumlah tempat di Trenggalek. Diantaranya Dapur Umum di Kecamatan Pogalan yang kebetulan dikelola oleh Pemprov Jatim. Kemudian Kantor Basarnas Trenggalek yang menjadi salah satu posko pengungsian. Ditempat ini mantan Bupati Trenggalek itu melihat warga yang mengungsi sekaligus menyapa para relawan dari berbagai tempat yang membantu Basarnas Trenggalek dalam proses penanangan bencana di Trenggalek.
Dari Basarnas dilanjutkan berkunjung ke RSUD dr. Soedomo Trenggalek yang sempat terdampak banjir sehingga mengakibatkan pasien di RSUD lama dipindahkan ke lantai 2 gedung baru. Kemudian Wagub Emil bersama rombongan lanjut melihat posko bencana di Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek.
"Kami tadi kebetulan ke dapur umum yang kebetulan yang dikelola oleh Pemprov. Menghasilkan 1.500 hingga 2.000 nasi bungkus. Tapi menurut Pak Bupati kebutuhannya 24 ribu per hari, 3 kali makan untuk 8.000 jiwa. Kalau kemampuan kita 2.000 maka butuh 3 atau 4 dapur umum tambahan," ungkap Wagub Jatim dalam kunjungannya.
Saya berterima kasih kepada semua element yang sudah bekerja luar biasa. Saya diutus Bu Gubernur ke sini, Alhamdulillah gedung baru yang dibangun pak bupati ini, bisa menjadi tempat untuk menyegerakan memindahkan dari pasien-pasien yang kemarin kita khawatirkan.
Ada yang memang yang benar-benar kebanjiran dan ada yang belum banjir, karena khawatir dipindahkan ke gedung ini termasuk yang ICU. Tapi sebagian sudah dinyatakan aman untuk kembali di ruang ICU di rumah sakit lama.
Pak bupati bilang, Kepala BNPB akan datang besok. Tentunya ada beberapa infrastruktur yang kami harap bisa mendapatkan rehab rekon. Trenggalek juga akan mendapatkan dukungan penuh dari provinsi untuk dikoordinasikan dengan BNPB. Termasuk juga penguatan infrastruktur yang biasanya dinding penyangganya tergerus oleh aliran sungai.
Ditanya dukungan provinsi, Wagub Jatim itu menyampaikan Kepala BPBD telah turun ke Trenggalek. BTT Pak sekda juga sudah konsen dan juga sudah diproses. Tetapi saat ini sudah ada kesiapan dana untuk bergerak. "Sebenarnya yang dibutuhkan dalam situasi seperti ini juga alat berat. Dari UPT SDA juga sudah ada pompa yang sudah difungsikan di tempat-tempat yang agak cekung. Kemudian alat berat, ada di UPT PU Binamarga. Ini ada di Madiun dan tengah disiagakan," sambungnya.
Kita harus siaga semua, rumah-rumah yang memiliki lansia atau ada yang sakit perlu kita asesmen apakah itu daerah yang rawan. Kalau rawan, karena evakuasinya sangat riskan perlu ada pertimbangan. Apakah untuk sementara di tempat pengungsian atau masih dimungkinkan tinggal di rumah.
"Apalagi yang bahaya di Trenggalek itu longsor. Yang tinggal di tebing-tebing itu sebaiknya hati-hati. Tebing terus ada rumah di bawah dan potensi ketimpaan itu yang perlu kita waspadai terus," tandasnya.
Mendampingi kunjungan Wakil Gubernur Jawa Timur, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menyampaikan kalau kondisi terkini hampir di semua tempat surut. "Alhamdulillah hari ini juga sudah tidak ada hujan. Tapi memang pak Wagub kesini kita sangat berterima kasih karena memang ini satu sistem," ucapnya menanggapi kunjungan Emil Dardak.
Di Trenggalek sendiri banyak wilayah sungai, kemudian sumber air yang lain kewenangannya dari balai, Jasa Tirta dan yang lainnya tidak hanya kewenangannya Trenggalek. Sehingga perlu kita sinergikan, kita tidak ingin berfikir hari ini bagaimana memulihkan, mengatasi dalam jangka waktu panjang. Kalau ini dikatakan siklus 15 tahunan harapannya siklus ini bisa terputus di masa yang akan datang.
"Semoga tidak hujan, kalau intensitasnya tinggi debit air di Sungai Ngasinan masih terpantau tinggi. Saya berdoa semoga tidak ada hujan tambahan, tapi ramalan BMKG 3 hari ini ada potensi hujan lebat. Makanya kita masih siaga terus," tutup kepala daerah muda itu. (Prokopim Trenggalek)