Awal digagas tahun 2016 oleh Kabupaten Trenggalek Program GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan dan Kerentanan) banyak menuai cibiran dari berbagai kalangan. Dikatakan program ini sebagai angan-angan terlalu muluk bagi pasangan Bupati termuda Indonesia Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, dan Wakil Bupati Trenggalek H. Moch. Nur Arifin. Anggapan ini muncul karena Trenggalek memiliki banyak keterbatasan, salah satunya APBD yang sangat minim. Namun dengan keseriusan Pasangan Bupati termuda ini, cibiran yang dulunya didapat kini malah membuahkan pujian.
Pasangan Bupati muda ini tidak kenal lelah memutar otak untuk mengurai segala keterbatasan yang ada dengan cerdas membaca peluang.
Dulunya dana sumbangan yang masuk ke Baznas, pertahun cuma sebesar kurang lebih Rp. 100 juta. Namun dengan kegigihan Pasangan Bupati muda Trenggalek diawal menjabat zakat, infaq yang masuk mampu ditingkatkan menjadi dua kali lipat.
Wakil Bupati Trenggalek H. Moch. Nur Arifin rela menyumbangkan seluruh gaji dan tunjangan kerjanya ke Baznas. Sebagian gaji Bupati Emil Dardak pun juga tidak lepas untuk disumbangkan ke lembaga Zakat ini.
Hal ini ditujukan keduanya untuk memberikan contoh kepada para ASN untuk ikut menyumbangkan Zakat Malnya kepada Baznas. Pasangan Bupati ini tidak meminta ASN untuk menyumbangkan 2,5% dari gaji yang didapat seperti yang diajarkan dalam syariat salah satu Agama terbesar di negeri ini. Yang diminta cuma 1% saja, angka ini terbilang kecil. Namun bila dikumpulkan akan terkumpul dana zakat, infaq dan shodakoh sebesar kurang lebih Rp. 7 hingga 9 miliar dalam setiap tahunnya. Pasalnya Pemkab Trenggalek mengeluarkan anggaran gaji ASN sebesar Rp. 700 hingga 900 miliar pertahunnya.
Tahun 2017 ini, Baznas mampu mengumpulkan zakat, infaq, shodakoh sebesar kurang lebih Rp. 200 juta perbulannya, padahal pada tahun-tahun sebelumnya hanya mampu terkumpul kurang lebih Rp 10 juta saja.
Memang angka ini masih belum maksimal, pasalnya target yang ditetapkan sebesar Rp. 800 juta tiap bulannya.
Dana yang terkumpul pada Baznas ini langsung habis digunakan untuk beberapa kegiatan pengentasan kemiskinan dan kerentanan di Trenggalek. Seperti halnya untuk membantu beberapa masyarakat miskin di Trenggalek untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan segera, mendaftarkan dan membayarkan premi Asuransi kesehatan bagi masyarakat miskin yang belum terjangkau Kartu Indonesia Sehat, bedah rumah dan masih banyak kegiatan lainnya. Kesemua kegiatan ini dikelola secara transparan dan dapat dengan mudah diakses oleh seluruh elemen masyarakat.
Dari keseriusan ini, GERTAK Trenggalek mendapatkan banyak pujian. Bahkan dalam beberapa waktu lalu GERTAK mendapatkan penghargaan dari Mark plus. Beberapa Kabupaten lain juga mulai melirik GERTAK. Beberapa Kabupaten/ Kota tetangga melakukan studi banding mengenai GERTAK di Trenggalek.
Bahkan Menteri Sosial rela hadir langsung untuk meresmikan posko GERTAK di Trenggalek. BAPENAS pun juga sudah mulai melirik GERTAK Trenggalek.
Dikonfirmasi mengenai cibiran dan Apresiasi yang ditujukan untuk GETAK usai Berhalal bi halal dengan ASN di Kecamatan Dongko, Kamis (20/7), Wabup Arifin menyatakan "apresiasi dan cibiran itu sudah rumusnya dalam kita melakukan sesuatu. Artinya dalam kita melakukan sesuatu itu pasti ada yang mengapresiasi dan ada pula yang mencibir," ungkap Ketua TKPK (Tim Koordinator Penanggulangan Kemiskinan) Trenggalek ini.
Ditambahkan olehnya "sekarang ini kita fokus bagaimana GERTAK ini bisa semakin efektif semakin efisien, karena GERTAK ini bukan berarti tanpa kekurangan. Saya senang bila ada yang mengatakan GERTAK ini masih belum maksimal. Berarti ada alasan kita untuk terus memperbaiki guna semakin memaksimalkan GERTAK ini," tegasnya.
Dijelaskan oleh Wabup termuda ini, "sepertihalnya tadi saya bilang, mungkin syukur kita mendapatkan pelimpahan zakat hingga Rp. 200 juta dalam satu bulan, tetapi bila satu persen saja kita harapannya bisa mendapatkan Rp. 800 juta dalam satu bulannya. Yang kedua patut kita syukuri kita sudah bisa menolong melalui relawan. Namun mungkin masih belum cepat tanggap, sehinga perlunya segera kita selesaikan aplikasinya," jelasnya.
"Selain itu memang data kemiskinan kita sudah kita musyawarahkan, namun masih ada data yang masih perlu disingkronisasikan dengan PKH, masih ada pembenaran karena masih ada delapan ribu orang miskin yang tidak punya KTP yang masih butuh kita susulkan November nanti kepada Kementrian Sosial. Jadi masih banyak yang perlu kita kerjakan."
"Mungkin kita sudah bisa membantu masyarakat miskin, namun bantuannya belum bisa menuntaskan hingga seratus persen. Belum lagi kalau kita berbicara masyarakat miskin produktif sebenarnya layak untuk dibantu untuk diberdayakan atau benar-benar dientaskan. Kita mengentaskannya dengan intervensi pemerintah, mereka secara mandiri masih belum mentas." imbuh Arifin.
"Makanya nanti program bina ekonomi rakyat bisa benar-benar membangun komunitas perlunya kita dorong. Pemberdayaan-pemberdayaan UKM nanti akan kita kemas seperti apa. Jadi masih banyak yang perlu kita kerjakan, program ini masih belum 100% sempurna. Kita masih perlu terus berjalan, cibiran kita jadikan sebagai pelecut untuk berbuat lebih baik lagi. Sedangkan sanjungan semoga tidak melemahkan kita, melainkan semakin menambah motivasi," tandasnya. (Humas)