Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin ajak seluruh jajarannya mencoba fasilitas umum yang dimiliki pemerintah. Pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Trenggalek itu diwajibkan membawa kursi roda dan stroller. Tujuannya bisa merasakan pengalaman sebagai pengguna fasilitas umum.
Dengan begitu para pejabat ini bisa merasakan fasilitas yang dibangun, apakah sesuai fungsi atau tidak. Kemudian untuk mengenali masalah, apakah ada kekurangan atau tidak dan kondisinya seperti apa. Dengan merasakan sendiri diharapkan mereka menjadi tahu kondisi dan kebutuhan yang diperlukan saat ini. Dengan begitu masyarakat dapat benar-benar bisa merasakan kebermanfaatan pembangunan yang ada.
"Agenda hari ini kita Coffee Morning sambil jalan-jalan. Kita ngecek fasilitas publik yang mungkin perlu pembenahan. Seperti trotoar harus ada bidang miring, makanya teman-teman kita minta bisa merasakan user experience atau pengalaman sebagai pengguna," ujar Bupati Trenggalek, saat berada di salah satu pasar tradisional yang berada di pusat kota, Jum'at (21/7).
Kita tadi ke pasar, sambungnya menambahkan. "Kemudian pergi ke sekolah, ke masjid dan fasilitas umum lainnya. Kita bisa membangun namun kemudian perawatannya kita tidak menganggarkan," imbuh bupati muda itu.
Masih menurut Mochamad Nur Arifin, "kadang fasilitas umum yang kita bangun sudah tidak berfungsi. Kita punya water-water tapping. Orang bisa langsung bisa minum air di taman taman kita, tapi karena tidak ada sosialisasi orang tidak ngerti apa itu fungsinya dan akhirnya belum termanfaatkan dengan baik. Selain itu, ini juga edukasi kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga," tutupnya.
Selain memanfaatkan kegiatan Coffee Morning untuk evaluasi kegiatan rutin pemerintah, Bupati Trenggalek mencoba memanfaatkan kegiatan ini untuk mengevaluasi fasilitas umum yang dimiliki. Setiap kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diwajibkan membawa kursi roda atau stroler. Tujuannya merasakan pengalaman sebagai pengguna fasilitas umum. (Prokopim Trenggalek)