Dikisahkan di sebuah Desa bernama Terang Ing Galih yang berada di kawasan selatan, seorang bernama Joko Pangalasan sedang berburu hewan untuk dijadikan makanan. Ketika sedang berburu, Joko Pangalasan melihat hewan aneh berbentuk kelelawar berbulu emas dan bersinar ketika terkena cahaya matahari.
Dengan cepat, Joko Pangalasan menyiapkan busur dan bersiap untuk melepaskan anah panahnya. Namun, seketika kelelawar itu meloncat dan terbang masuk ke dalam goa menghindari panah Joko Pangalasan.
Ketika Joko Pangalasan mengejar hendak masuk ke dalam goa, dirinya dihadang oleh prajurit Sri Ratu Lowo sehingga terjadilah pertarungan. Di tengah pertarungan tersebut, tiba-tiba Sri Ratu Lowo berubah menjadi putri yang cantik jelita.
Seketika itu pulang hati Joko Pangalasan terpikat oleh paras cantik putri tersebut. Di Akhir cerita, akhirnya Joko Pangalasan menikah dengan putri cantik yang tak lain adalah Sri Ratu Lowo, dan kemudian bersama-sama menjaga bumi.
Kisah tersebut berhasil disuguhkan dengan apik dan memukau pengunjung di Anjungan Jatim Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada Festival Budaya Jawa Timur, Minggu (15/7/2018). Kisah yang dipentaskan dalam dramatari berjudul Babad Sri Ratu Lowo tersebut merupakan asal-usul salah satu lokasi wisata unggulan di Kabupaten Trenggalek, yaitu Goa Lowo yang merupakan goa terbesar dan terpanjang di Asia Tenggara. (Humas)