Di era digital seperti sekarang, segenap elemen bangsa harus sadar akan pentingnya menjaga NKRI dan Pancasila. Saat ini kita tidak berperang dengan fisik, bukan hanya sekedar berteriak NKRI harga mati, tetapi kita sedang diserang secara perlahan melalui media sosial, melalui populisme, maupun oleh ikon-ikon radikalisme.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Bupati Trenggalek, H. Mochamad Nur Arifin, pada pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Banser XII di Ponpes Hidayatul Mubtadi'in Gunung Kebo Desa Sambirejo, Jumat (13/7/2018).
"Sekarang adalah bagaimana kita melawan mereka tanpa harus memukul, kalau harus memukul apa saktinya kita?" ungkap Wabup Arifin.
Dirinya juga mengingatkan pada seluruh peserta Diklatsar Banser untuk menunjukkan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia yang siap menjaga NKRI dan Pancasila. "Maka setiap kontra narasi itu kita jangan hanya sekedar melemparkan umpatan, tetapi tunjukkan siapa diri kita sebenarnya," tegasnya.
"Dalam sejarah pergerakan di Indonesia, NU ini adalah salah satu yang setia terhadap negara ini. Bahkan kiai-kiai sepuh dulu saking sayangnya terhadap bangsa Indonesia sampai rela dituduh apapun demi tidak terjadi perpecahan di antara bangsa Indonesia."
"Maka, kalau kita ditanya apa hukumnya menjaga Pancasila? kita jawab, wajib hukumnya menjaga Pancasila. Karena yang saya tahu, Islam dalam kitab-kitabnya sangat menjunjung tinggi yang namanya akad, dan Pancasila merupakan akad dalam mendirikan negara Indonesia," tutur Wabup Arifin.
Untuk itu, Wabup Arifin berharap kepada Banser sebagai garda penjaga ulama dan NKRI harus juga berjuang melalui media-media digital dalam melawan ideologi-ideologi maupun paham-paham radikal yang merongrong Pancasil dan NKRI. (Humas)