Kemakmuran suatu Daerah tidak bisa lepas dari perekonomian yang mapan. Untuk mewujudkan kemakmuran tersebut Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, terus berinovasi untuk mendorong hal ini. Selain menitikberatkan perekonomian melalui sektor pariwisata dan menjadikan Trenggalek terdepan di Pesisir Selatan, beberapa sendi perekonomian lainnya juga ingin digenjot Bupati muda ini. Karena melihat posisi Kabupaten Trenggalek tepat berada ditengah-tengah koridor Jogja-Malang.
Salah satunya sektor UMKM, Waketum APKASI ini telah menyiapkan berbagai program untuk mengangkat sektor ini. Sedang dipersiapkan laboratorium kriya untuk menilai kualitas ban branding, sertifikasi produk, komunal banding dan beberapa program lainnya.
Selasa (11/4/2017) kemarin Pemkab Trenggalek menggelar Seminar dan seleksi pelaku usaha di Hotel Jaas Permai. Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Tenaga kerja ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan bagi pelaku usaha di Trenggalek, untuk memoles usahanya mulai dari segi kualitas, kuantitas maupun disainnya sehingga dapat eksis bersaing atau bahkan berkembang dengan pasar yang lebih luas.
Sebanyak 55 pelaku usaha baik yang bergerak dibidang funiture, kriya maupun gamestone dihadirkan dalam seminar tersebut. Beberapa narasumber yang kompeten juga dihadirkan. Seperti halnya Budayawan yang juga Kurator Lab Kriya Joko Kuntono, Riana Setya Sari, Kepala Seksi Jasa Bisnis dan Profesi Direktorat Pengembangan Produk Eksport Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag dan Hari Bawardi Desainer.
Kepala Seksi Jasa Bisnis dan Profesi Direktorat Pengembangan Produk Eksport Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Riana Setya Sari sangat apresisif terhadap jalannya kegiatan seminar dan seleksi pelaku usaha yang dilakukan oleh Kabupaten Trenggalek ini. Menurutnya dengan membuka akses serta memberikan wawasan dan pendampingan yang tepat, hal tersebut akan bisa mendongkrak perekonomian yang nyata.
Saat dikonfirmasi mengenai tanggapannya mengenai upaya Pemkab Trenggalek dalam mendorong UMKM, Kepala Seksi Jasa Bisnis dan Profesi menyatakan "karena ini diawali dengan apresiasi kedatangan Bupati Trenggalek ke tempat kami dan beliau menyatakan ada beberapa produk yang memiliki potensi dan ada sebagian produk yang sudah eksport, kami memandangnya daerah ini memiliki potensi," ucapnya.
"Tetapi sejauh mana potensi itu, saat ini sedang kita pelajari. Diharapkan dengan pihak konsultan disainer yang melakukan pendampingan, hal ini bisa dapat mengangkat potensi-potensi yang mungkin selama ini terpendam dan minim akses."
"Kadang karena mis atau kurangnya informasi, pelaku UMKM hanya melakukan rutinitas mereka, tidak ada inovasi baru maupun tidak peka terhadap peluang," imbuhnya.
Dicontohkan Riana, "yang kita lakukan di Cilacap ada pelaku usaha yang kita dampingi itu belum pernah ekspor dan hanya bikin kain batik. Begitu kita beri pendampingan desain dengan dikolaborasi dengan bambu, baru kita laouncing prototipenya tidak lama sudah ada permintaan. Waktu itu kita eksport ke Riyad satu kontainer pada bulan Maret dan di bulan-bulan berikutnya permintaan meningkat dua hingga enam kontainer," jelasnya.
"Melihat hal ini, menurut kami semua punya peluang, karena pada dasarnya bila melihat posisi Indonesia mulai dari materialnya, keunikan handicraftnya dan beberapa lainnya, potensi itu ada. Asalkan kita bisa mengarahkan pastinya akan bisa berkembang baik.
"Artinya kita sudah tahu dan bisa memetakan ini masih mikro, menengah atau sudah besar. Sehingga dengan pemetaan ini semuanya akan sesuai."
"Berarti kalau yang mikro itu tentunya harus dibenarkan terlebih dahulu kualitas dan kuantitasnya, tekniknya dan yang lainnya. Hal inilah yang perlu kita berikan, bila masih sedang mungkin bisa kita berikan informasi mapun akses sesuai kebutuhan dan kemampuan yang mereka punya. Hal ini kita harapkan bisa sesuai dengan potensi di Trenggalek dengan program development atau design development di tempat kita," tandasnya. (Humas Kabupaten Trenggalek)