Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengangkat kembali pidato kenegaraan Presiden RI pertama Ir. Soekarno, 60 tahun lalu dalam peringatan HUT ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI di Trenggalek.
Kepada awak media, kepala daerah muda itu menyampaikan alasannya kenapa mencoba mengangkat kembali Genta Suara Revolusi yang bisa dikenal dengan Gensuri itu. Alasan pertamanya karena dianggap cocok bila melihat tema peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan tahun ini 'Terus Melaju untuk Indonesia Maju'.
"Makanya tadi saya mem-flashback 60 tahun yang lalu, dimanaPresiden Sukarno menyampaikan Genta Suara Revolusi Indonesia yang biasa dikenal dengan Gensuri. Salah satunya menginginkan revolusi yang dinamis. Revolusi yang dinamis, revolusi yang menghayati, mengemban amanat penderitaan rakyat," ucap Mochamad Nur Arifin, Kamis (17/8) di Pendapo Manggala Praja Nugraha Trenggalek.
Rasanya itu cukup cocok diungkapkan kembali sesuai tema 'Terus Melaju untuk Indonesia Maju', imbuhnya menambahkan.
Melajunya kemana? lanjut kepala daerah yang usai menyelesaikan studi S2 nya di Universitas Airlangga, Surabaya itu. "Saat ini kita memiliki PR, seperti kemiskinan ekstrem. Itu adalah bagian dari penderitaan rakyat yang kemudian kita harus menyelesaikannya. Terus bagaimana stunting untuk mewujudkan sumber daya manusia yang baik. Kita mohon doa restu di Trenggalek pun kita bergerak. Kemudian stunting kita memiliki banyak program yang on targeting," terangnya lebih lanjut.
Untuk indeks pembangunan manusia kita baru selesai memiliki rumah sakit, mohon doa nya kita ke depan bisa punya kampus science tekhnopark yang representatif yang itu bisa menjadi kawah candradimuka bagi sumberdaya manusia yang berada dari Trenggalek.
Ini sebagai simbol kita tegak lurus dengan cita-cita Pak Presiden yang juga sudah diundangkan. Ada ibukota baru yang namanya Ibu Kota Nusantata (IKN) yang berada di Kalimantan. Jadi karena ini saya memilih pakaian yang berasal dari Kalimantan. Dan pakaian ini spesial karena saya tidak menyewa di tempat penyewaan.
Jadi Pak Wabup punya teman di Kalimantan sana dan saya diberi pakaian ini. Semoga IKN bisa berjalan dengan lancar dan menjadi simbol pemerataan kewilayahan karena terletak di tengah-tengah Indonesia, sehingga pelayanan di sebelah barat dan timur bisa berjalan dengan lebih setara dan juga lebih merata, tutupnya. (Prokopim Trenggalek)