Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin didampingi Wabup Syah Muhamad Natanegara dan Forkopimda Trenggalek gelar ziarah leluhur, Selasa (30/8). Tradisi rutin jelang Hari Jadi Trenggalek itu terus dijaga.
Ziarah ini sendiri ditujukan untuk menapaki perjalanan sejarah Trenggalek dari masa ke masa. Makam pertama yang di ziarahi, Makam Mbah Kawak yang ada di Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek. Mbah Kawak sendiri dikenal masyarakat setempat sebagai tokoh syi'ar agama Islam kala itu.
Kemudian dari makam ini, dilanjutkan ziarah ke komplek makam Setono Gedong, yang juga ada di Kelurahan Ngantru. Di komplek makam tersebut terdapat makam Bupati pertama R. T. Soemo Truno dan saudaranya D. Jaja Negoro bupati kedua Trenggalek serta orang tuanya Bupati Ponorogo R. T.A. Merto Diningrat.
Pada komplek pemakaman ini dimakamkan juga Warok Suromenggolo yang terkenal di kalangan kesenian Reog Ponorogo. Suromenggolo sendiri merupakan patih dari Bupati Ponorogo, R. T.A. Merto Diningrat. Karena setianya kepada bupatinya dia ikut dimakamkan di Trenggalek.
Kemudian di lanjutkan ziarah ke Makam Adipati Menaksopal, di Komplek Makam Bagong. Kiprah dan jasanya cukup besar untuk Trenggalek. Menaksopal dikenal membawa kemakmuran masyarakat karena membangun Dam Bagong yang dipercayai menjadikan kawasan di Trenggalek dari rawa menjadi lahan pertanian yang subur. Selain itu Dam ini menjadi salah satu solusi pencegah banjir.
Dari makam Menaksopal, ziarah dilanjutkan ke makam Kanjeng Jimat di Ngulan Kulon, Kecamatan Pogalan. Kemudian terakhir di komplek makam Astana Girimulyo di Desa Buluagung, Kecamatan Karangan.
"Rutin kita berziarah ke makam leluhur, mengingat seluruh perjuangan beliau. Semoga kita bisa meneruskan di Hari Jadi 828 ini dan Trenggalek ibisa semakin baik," tandas Bupati Arifin. (Prokopim Trenggalek)