Terus berupaya meningkatkan pelayanan publik, Pemkab Trenggalek luncurkan lima aplikasi sebagai bentuk transformasi birokrasi. Lima aplikasi tersebut antara lain E-Link, Café Pelayanan Publik Digital, Petung Dadi versi 2.0, Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Online, dan Trenggalek Smart Bench.
E-Link merupakan aplikasi pelayanan kesehatan di puskesmas yang terintegrasi dengan berbagai data nasional. Sehingga selain memudahkan masyarakat juga mempercepat proses pemberian layanan maupun pengelolaan data secara realtime.
Café Pelayanan Publik Digital merupakan portal besar dari berbagai pelayanan lintas OPD, instansi vertikal maupun mitra yang dapat diakses secara daring yang dimaksudkan untuk memanajemen antrian masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
Kemudian Petung Dadi versi 2.0 yang ditujukan untuk memberikan pelayanan secara daring bagi masyarakat di tingkat desa dan kecamatan. Dan SKM Online yang bertujuan memudahkan masyarakat untuk memberikan penilaian atas pelayanan yang didapat.
Selanjutnya adalah Trenggalek Smart Bench, yaitu wifi corner multifungsi ramah lingkungan yang disediakan untuk masyarakat dalam mendapatkan akses jaringan internet gratis.
Dalam peluncuran yang digelar di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Jumat (27/8/2021), Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin juga berpesan kepada seluruh OPD untuk merubah mindset, khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Satu, know your boss, siapa bos anda, bos kita ya masyarakat, makanya saya senang ketika sudah mulai ada beberapa aplikasi meskipun saya menyebut aplikasi ini bagus secara output, tetapi outcome-nya sejauh mana? ya, itu harus betul-betul kita pastikan bahwa bos kita happy dan memanfaatkan aplikasi itu,” tuturnya.
“Kedua, know what you need to do, mengerti apa yang harus kita laksanakan, berdasarkan apa? ya sekali lagi di area reformasi birokrasi juga ada akuntablitas, semuanya harus bisa dipertanggung jawabkan, baik berupa program kegiatan sampai dengan anggaran,” lanjut Bupati Nur Arifin.
Kendati demikian, Bupati menekankan bahwa kabupaten yang smart bukanlah yang memiliki banyak aplikasi. Tetapi yang paling beres dalam hal urusan publik, lebih mudah dan lebih cepat diakses masyarakat.
“Makanya PR kita sekarang sebenarnya kalau kebanyakan aplikasi saya yakin tidak terpakai, masyarakat tidak hafal aplikasi satu persatu, jadi tidak apa-apa aplikasinya mungkin ada banyak tapi kita harus sudah mulai berpikir kita harus punya super apps,” terangnya.
“Jadi kalau kita ngeklik ke aplikasi Kabupaten Trenggalek bisa didirect ke semua aplikasi yang ada,” imbuh Bupati Nur Arifin.
Selain itu, disampaikan juga oleh Bupati bahwa mindset yang harus dimiliki saat ini adalah menjalankan pemerintahan di situasi pandemi. Di mana tentunya cara-cara seperti biasa harus mulai ditinggalkan dan mulai bekerja dengan kreativitas serta keberanian.
“Kalau tidak seperti itu kita tidak akan mampu memulihkan kesehatan dan tidak akan mampu memulihkan ekonomi, kita cuma stag berjalan di situ saja,” ucap Bupati.
Dalam kegiatan yang dirangkai dengan pembinaan percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi oleh Kementerian PAN-RB, juga diserahkan penghargaan kepada lima perangkat daerah dengan nilai SAKIP terbaik hasil evaluasi internal Inspektorat Kabupaten Trenggalek. (Prokopim)