Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, bersama istri, Novita Hardini, dan Sekretaris Daerah, Ir. Joko Irianto, M.Si., turut meriahkan rangkaian pawai pada Trenggalek Ethnic Carnival, Sabtu (3/8/2/19).
Bergabung dengan pawai peserta kehormatan dari Sekretariat Daerah Kabupaten Trenggalek, Bupati Nur Arifin sekaligus manfaatkan kesempatan tersebut untuk menyapa warga masyarakat yang hadir menyaksikan.
Mengenakan busana sederhana bernuansa Jawa, Bupati Nur Arifin ingin mengajak kaum millenial untuk tidak melupakan budaya Jawa. Selain itu juga mengajak untuk ikut melestarikannya.
Maraknya budaya pop belakangan ini membuat generasi millenial cenderung lebih meniru budaya baru dari luar dan mengesampingkan budaya asli yang merupakan identitas bangsa Indonesia.
Hal itu membuat Bupati Nur Arifin, yang mewakili kaum millenial, tergerak untuk ikut melestarikan budaya warisan leluhur. Bupati lebih sering mengenakan busana adat Jawa dalam setiap kegiatan yang bernuansa budaya, seperti pada Trenggalek Ethnic Carnival.
"Ini kostum casual saja, cuma hem terus dibebet dengan kain jarik kemudian pakai blangkon," ungkap Bupati.
"Maksud saya, biar anak-anak millenial itu nggak ngerasa bahwa adat Jawa itu ribet. Jowo itu artinya mowo coro (banyak cara), jadi ada banyak cara untuk kita berpenampilan berkepribadian bangsa tanpa harus ribet," terangnya.
Meskipun sederhana, namun cara berbusana Bupati Nur Arifin tersebut terlihat cukup modis dengan tidak meninggalkan nuansa Jawa. Cara berpakaian seperti itu bisa dijadikan acuan bagi generasi muda untuk tetap melestarikan pakaian adat. (Humas)