Jalur Trenggalek-Ponorogo di KM 16 masih tertutup material longsor, Sabtu (25/8/2018). Penanganan pembersihan masih terus dilakukan, dua alat berat diturunkan untuk penanganan pembersihan ini.
Tebing tanah yang labil membuat pelaksana pembersihan harus terus memutar otak untuk mencari solusi pemecahan masalah.
Runtuhkan material sisa menjadi satu-satunya jalan pemecahan yang dipilih untuk menangani longsor di titik ini. "Untuk menanggulangi permasalahan ini, kita perlu melongsorkan material sisa," ungkap Sodli, Kabid Peservasi dan Peralatan I BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) VIII Surabaya.
Disampaikan oleh pejabat di BBPJN tersebut, "saat ini sedang ada pekerjaan pembuatan tembok penahan tebing di lokasi longsor. Sedangkan tanah di KM 16 memang labil dan rawan longsor. Perlu melakukan kehati-hatian kerja, untuk menjaga keselamatan," ungkapnya
Lebih lanjut Sodli menerangkan, kita akan berkoordinasi dengan Pemadaman Kebakaran untuk upaya pelongsoran ini dengan menembak titik longsor dengan pemadam kebakaran.
Memang untuk mengatasi hal ini, material sisa harus kita buang. Tanah labil kita turunkan lalu angkut, turunkan terus angkut lagi sampai ketemu tanah sheatle atau lapisan terkeras untuk membuat tebing tidak terjadi longsor kembali.
Sodli menjelaskan, "tanah yang ada merupakan tanah berbatu yang rawan runtuh. Sehingga kalau tidak diruntuhkan sekalian tentunya akan membahayakan orang yang bekerja maupun kendaraan yang akan melintas," tegasnya.
Mungkin akan ada rekayasa jalan dengan sistem buka tutup jalur dan ini akan kami koordinasikan dengan pihak-pihak terkait dengan schedule yang telah ditentukan bersama sebelumnya.
Plt. Kadis Kominfo, Drs. Triadi Admono mewakili Pemkab Trenggalek ucapkan terima kasih atas upaya yang dilakukan BBPJN dan semua pihak dalam penanganan longsor di KM 16.
Ditambahkan oleh Triadi, Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk melakukan penanganan bencana ini, termasuk juga dengan rekayasa lalulintas bila sisa meterial longsor nanti diruntuhkan.” (Humas)