Bencana longsor yang terjadi di jalur Durenan-Prigi beberapa hari terakhir mengakibatkan jalur tersebut tidak dapat diakses untuk sementara waktu. Karena jalur tersebut merupakan akses utama bagi kendaraan, untuk itu perlu segera dilakukan langkah-langkah penangannnya.
Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto, M.Sc., segera melakukan langkah cepat dalam mengkoordinir penanggulangan masalah tersebut meski dalam keadaan sedang sakit. Meskipun dalam kondisi sedang terinfus akibat peradangan akut dan demam tinggi, tidak menyurutkan keinginan Bupati untuk turut berkoordinasi dengan pihak terkait.
Jumat (16/9) kemarin, Bupati Emil langsung berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional untuk menangani titik longsor di Jurug Bang, Jalur Durenan-Prigi. Sebagaimana yang dikonfirmasi oleh Kasatker Balai Jalan Nasional, Ir. Sodeli, bahwa material sudah dimobilisasi dari lokasi. Dan karena tidak bisa menurunkan alat berat biasa, maka harus menggunakan excavator dengan jangkauan yang lebih panjang.
Hari ini, Sabtu (17/9), Bupati memastikan bahwa usai tim Dinas PU BMP membersihkan 4 dari 5 titik longsor kemarin, maka jalur alternatif menuju Prigi via Sumber diusahakan pulih hari ini. Pagi ini titik longsor terakhir akan ditangani dengan alat berat.
Dikabarkan bahwa dua hari sebelumnya, dalam keadaan demam, Bupati Emil memaksakan diri untuk menyambut kedatangan tim dari Kementerian Perhubungan dan Angkasa Pura yang meninjau lokasi pembangunan bandara di wilayah selatan Jawa. “Saya ingin menunjukkan komitmen kami dalam menyambut niat baik pemerintah pusat mewujudkan transportasi udara di selatan Jawa Timur yang akan bersinergi dengan pelabuhan Prigi dan JLS,” tutur Bupati.
Sekilas tim dari Kemenhub yang dipimpin oleh Direktur Bandar Udara, Ir. Yudhi Sari Sitompul, M.M., menyampaikan bahwa lokasi tidak berbukit-bukit dan relatif datar sehingga berpotensi, selain itu juga tidak ada hambatan pembebasan lahan karena dikelola oleh Perhutani, maka selanjutnya akan dilakukan kajian kelayakan.
Keesokan harinya kondisi Bupati Emil kian menurun akibat banyaknya kegiatan yang harus dijalani, sehingga terpaksa tim dokter memutuskan agar Bupati mendapat perawatan intensif dan harus diinfus. (HUMAS)